Anggota Konferensi Waligereja Regional Afrika Barat mengeluarkan pernyataan janji untuk bekerja sama memerangi terorisme dan membuka jalan menuju perdamaian di wilayah itu. Mereka menyerukan persatuan untuk menangkal kekerasan terhadap gereja-gereja Kristen dan umat di wilayah itu serta membangun masyarakat yang damai.
Burkina Faso dan Niger, khususnya, merasa cemas karena serentetan serangan jihadis terhadap umat Katolik, yang menewaskan banyak orang dan menghancurkan gereja-gereja serta dan simbol-simbol Katolik.
Sepekan terakhir, setidaknya 10 orang, termasuk seorang imam, dibunuh oleh penyerang tak dikenal dalam serangan terhadap umat Katolik di Burkina Faso, sementara seorang imam di Niger terluka di parokinya di Keuskupan Niamey dekat perbatasan Burkina Faso.
Ketika berkumpul di Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso, untuk Sidang Paripurna ke-3, para waligereja mengatakan, “bersama-sama, dalam sinergi, kekerasan akan diatasi dan rakyat akan tampil dengan kemenangan.”
Sidang 13-20 Mei itu akan memfokuskan tema “Evangelisasi Baru dan Perkembangan Manusia Integral dalam Gereja,” tetapi masalah-masalah berkaitan dengan kekerasan menjadi pusat perhatian.
Melihat rekan-rekan uskupnya hadir dalam sidang itu di tengah suasana ketidakamanan saat ini, Uskup Agung Ouagadougou dan Ketua Konferensi Waligereja Burkina Faso-Niger, Kardinal Philippe Ouédraogo, mengatakan, “Kehadiran para uskup Gereja-Gereja kembar kita menunjukkan solidaritas yang hidup di antara umat-umat Afrika Barat dan dunia.”
“Tuhan ada di sini bersama kita dan kita akan menang,” kata kardinal.
Beberapa otoritas sipil juga hadir pada pertemuan itu. Seorang perwakilan Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat memuji niat Gereja untuk berkontribusi bagi perdamaian dan kohesi sosial.
“Upaya ini semakin diperlukan,” katanya, karena, seperti dikatakan oleh Presiden Burkina Faso setelah serangan-serangan baru-baru ini, “teroris berusaha melancarkan konflik antarkota dan sekarang antaragama.”
“Orang-orang Kristen dibunuh karena iman mereka, tanpa alasan lain, oleh orang-orang yang tidak memiliki moral atau etika,” tegasnya. (PEN@ Katolik/pcp berdasarkan laporan Linda Bordoni/Vatican News)
Artikel Terkait:
Kesedihan Paus atas serangan terhadap gereja Katolik di Burkina Faso
Paus berdoa untuk para korban serangan pertama terhadap tempat ibadah di Burkina Faso
Paus dalam Urbi et Orbi Paskah: Kristus yang bangkit menyinari kegelapan konflik