Ketika berjalan menuju podium di depan Basilika Santo Petrus sebelum Audiensi Umum, 15 Mei 2019, Paus Fransiskus meminta pengemudi mobil paus untuk berhenti agar delapan anak naik bisa naik ke mobilnya, demikian laporan Linda Bordoni dari Vatican News.
Direktur sementara Kantor Pers Takhta Suci Alessandro Gisotti mengatakan kepada wartawan bahwa beberapa anak telah tiba di Italia dari Libya melalui “koridor kemanusiaan,” 29 April, sementara yang lain tiba di pantai dengan kapal migran beberapa bulan lalu.
Mereka semua mengenakan kaos bertuliskan “Menerima, melindungi, mempercepat, dan mengintegrasikan” seruan yang disampaikan Paus dalam pesannya untuk Hari Migran dan Pengungsi Sedunia.
Mereka berasal dari berbagai negara termasuk Suriah, Nigeria dan Kongo, dan saat ini ditampung bersama keluarga mereka oleh sebuah asosiasi di pinggiran Roma, jelas Gisotti.
Proyek “Koridor Kemanusiaan” yang didanai sendiri, yang berkali-kali dijunjung tinggi oleh Paus, dilaksanakan oleh Komunitas Sant’Egidio bekerja sama dengan Federasi Gereja-Gereja Injili dan Gereja-Gereja Waldensia dan Methodis.
Proyek itu bertujuan untuk mencegah perjalanan migran dengan kapal di Mediterania sekaligus untuk memerangi perdagangan manusia, karena di laut itu biasanya banyak orang yang diperdagangkan meninggal dunia.
Proyek itu memberikan kepada orang-orang dalam “kondisi rentan” (korban penganiayaan, penyiksaan dan kekerasan, serta keluarga dengan anak-anak, orang tua, orang sakit, dan penyandang cacat) legal entry atau hak masuk ke wilayah Italia dengan visa kemanusiaan, dan kemungkinan untuk meminta suaka.
Proyek ini juga menanggapi persyaratan keamanan nasional karena prosedur penerbitan visa menuntut semua pemeriksaan yang diperlukan oleh otoritas Italia
Di Italia, para pengungsi diterima di rumah-rumah dengan biaya dari asosiasi-asosiasi yang terlibat dan diberikan pelajaran bahasa Italia, pendaftaran sekolah untuk anak-anak, dan kegiatan yang mempercepat integrasi dan pencarian pekerjaan.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)
