Saat berkunjung ke Paroki Paus Santo Julius di Roma, Paus Fransiskus bertemu para pekerja renovasi gereja itu, relawan, pengantin baru, dan umat paroki yang muda dan tua. Dan saat bertemu anak-anak dan orang muda, Paus ditanya apakah dia pernah memberi makan orang miskin secara pribadi. “Ya, beberapa kali,” jawab Paus. Menurut Paus, memberi makan orang miskin secara pribadi adalah sesuatu “yang harus dilakukan oleh semua orang Kristen.”
Anak muda lain bertanya, dalam keraguan bagaimana caranya seorang bisa mempercayai Tuhan, dan apakah Paus pernah ragu. Bapa Suci menjawab bahwa dalam beberapa hal setiap orang memiliki keraguan. “Keraguan adalah bagian dari kehidupan,” tegas Paus.
Di saat-saat ragu, kata Paus, “Kita harus meyakini satu hal: kesetiaan Yesus. Yesus setia, Dia satu-satunya yang benar-benar setia.” Paus juga mengatakan, “kita tidak perlu takut untuk ragu, dan jujur dengan Tuhan, memberitahukan dengan jelas kepada-Nya bagaimana perasaan kita. Penting juga membagikan perasaan kita kepada sesama, mendiskusikannya, dan tumbuh dengan bantuan orang lain.”
Paus juga menemui umat paroki yang lebih tua dan berbicara dengan mereka tentang penderitaan yang mereka alami. Di samping persoalan usia dan penyakit, ada “begitu banyak masalah!” namun, kata Paus, Yesus selalu ada. “Yesus tidak pernah mengecewakan, tidak pernah!” Yesus tahu apa artinya menderita. Paus berkata, “Semua keluhan yang bisa kita sampaikan kepada Yesus, diubah-Nya dalam doa, dan disampaikan kepada Bapa, karena Dia telah melewati semua itu sebelum kita.”
Dalam pertemuannya dengan pengantin baru dan pasangan-pasangan muda yang sedang mempersiapkan pernikahan, Paus mengenang tiga “kata kunci” yang penting untuk kehidupan pernikahan: “Boleh saya?”, “Terima kasih”, dan “Maaf”.
“Mungkin kalian sudah mengenalnya,” kata Paus, “tetapi kata-kata itu harus dipelajari dengan hati dan pikiran.” Paus juga menasihati pasangan-pasangan muda untuk tidak takut berkelahi, tetapi jangan pernah mengakhiri hari tanpa berdamai.
Akhirnya, ketika berbicara dengan para relawan Caritas, Paus memberikan tiga “tanda” baiknya sebuah paroki: doa; amal kasih nyata seperti dicontohkan oleh karya amal mereka; dan amal kasih pasif. “Apa itu amal kasih pasif?” tanya Paus secara retoris. “Bahwa kalian saling mencintai dan tidak saling mengkritik.”
Setelah mendengar Pengakuan Doa dari beberapa umat paroki, Paus akhiri kunjungannya dengan merayakan Misa Minggu untuk paroki. Yang menjadi puncak liturgi itu adalah pemberkatan altar baru oleh Paus.
Paus juga berbicara dengan para pekerja renovasi gereja itu. Paus berkunjung ke paroki itu karena renovasi, yang dimulai tiga tahun lalu setelah atapnya runtuh, sudah selesai.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan laporan Christopher Wells/Vatican News)