Home SOSIAL Kesembuhan tidak karena peranan obat semata, tapi sentuhan kasih dan pelayanan tulus

Kesembuhan tidak karena peranan obat semata, tapi sentuhan kasih dan pelayanan tulus

0
Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Saputra MSC dalam Misa Pemberkatan gedung baru Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP) (PEN@ Katolik/ym)
Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Saputra MSC dalam Misa Pemberkatan gedung baru Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP) (PEN@ Katolik/ym)

Uskup Agung Merauke Mgr Nicholaus Adi Saputra MSC mengatakan, peresmian gedung baru Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP) menjadi kabar sukacita bagi masyarakat Kabupaten Merauke dan sekitarnya dan tanda kehadiran Allah yang hadir untuk menyembuhkan.

“Dokter dan perawat perlu melayani dengan senyum menyembuhkan dan tangan menyentuh penuh sukacita, supaya pasien merasakan sukacita. Semoga Allah yang menyembuhkan hadir menolong kita sekalian, khususnya yang akan melayani rumah sakit ini,” kata Mgr Adi Saputra saat peresmian gedung itu pada Hari Kabar Sukacita, 25 Maret 2019.

Peresmian gedung yang dibangun sejak 2016 itu ditandai pengguntingan pita, oleh Mgr Adi Saputra bersama Sekda Merauke Daniel Pauta, Wakil Ketua II DPRD Merauke Benyamin Latumahina dan Direktur RSBP Monika Hartono, serta Misa Syukur yang dipimpin Mgr Adi Saputra bersama 12 imam konselebran.

Gedung RSBP lama, di Jalan Angkasa Kelapa Lima Merauke, didirikan 2000 dengan partisipasi umat Katolik dan bantuan luar negeri. Poliklinik pertama resmi dibuka 3 Februari 2001 dan peresmian rumah sakit itu 9 Desember 2002 oleh Bupati Merauke saat itu Johanes Gluba Gebze.

RSBP berada di bawah Yayasan Santa Maria Lourdes Larantuka (Perwakilan Merauke) milik Kongregasi Suster-Suster Putri Renya Rosari (PRR).

Sejatinya, tegas uskup dalam Misa, kesembuhan pasien tidak karena peranan obat semata, melainkan terutama oleh sentuhan kasih dan pelayanan yang tulus. “Sesungguhnya, Sang Pencipta telah menempatkan kasih sebagai intisari kemanusiaan. Hal ini bertujuan agar dapat manusia hidup saling mengasihi sebagai saudara satu terhadap yang lainnya.”

Menurut uskup, kasih menjadi nyata dalam kata, sikap dan tindakan konkret, dan tidak bisa dipisahkan dari pengorbanan. “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu” adalah ungkapan Maria yang lantang, tanpa ragu dan tanpa peduli dengan konsekuensi yang harus dipikulnya. “Maria adalah teladan pelaku kasih yang sempurna.”

Uskup pun bertanya, “Bagaimana dengan kita? Apakah masih mau mengasihi dan melayani sesama dengan tulus bila, oleh kasih dan pelayanan itu, kita sendiri harus menanggung penderitaan bahkan  berkorban, atau mungkin justru mengedepankan kalkulasi untung-rugi?”

Monika Handoko mengatakan, nama Bunda Pengharapan diberikan kepada rumah sakit itu sebagai kenangan akan karya para misionaris Bruder-Bruder Tujuh Kedukaan yang pernah berkarya di Merauke. “Kegiatan kerasulan mereka saat itu adalah menguburkan orang meninggal dan mengantar orang sakit maupun ibu hamil ke RSUD Merauke,” kisah dokter itu.

“RSBP didirikan sebagai rumah sakit umum yang mengutamakan pelayanan masyarakat di wilayah Kelapa Lima, Gudang Arang, Buti dan Kuda Mati serta semua orang yang membutuhkan tanpa membedakan suku, agama dan golongan,” ungkapnya.

Demi pemenuhan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Merauke, lanjutnya, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan RSBP sehingga semakin menjadi rumah sakit pilihan masyarakat Merauke dengan melakukan pelayanan berlandaskan cinta kasih.

Daniel Pauta menyampaikan selamat kepada Yayasan Santa Maria Lourdes Larantuka dan Keuskupan Agung Merauke, serta terima kasih kepada para suster dan dokter yang setia melayani masyarakat, karena “tidak dapat disangkal, sebagian besar penduduk Kabupaten Merauke, khususnya Kota Merauke, sering memilih RSBP daripada rumah sakit lain.”(PEN@ Katolik/Yakobus Maturbongs)

Mgr Adi Saputra membuka RSBP (PEN@ Katolik/ym)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version