Paus Fransiskus mendesak pembinaan liturgi bagi Umat Allah agar mereka dapat menemukan kembali keindahan bertemu dengan Tuhan dalam perayaan misteri-Nya dan melalui perubahan hati dalam nama-Nya. “Kita tahu bahwa tidak cukup mengubah buku-buku liturgi guna meningkatkan kualitas liturgi. Untuk hidup yang benar-benar merupakan pujian bagi Allah, perlulah mengubah hati,” kata Paus kepada sekitar 80 anggota sidang pleno Kongregasi Vatikan untuk Ibadat Ilahi dan Disiplin Sakramen.
“Perayaan umat Kristiani berorientasi pada pertobatan ini, yakni perjumpaan hidup dengan ‘Allah yang hidup’,” kata Paus Fransiskus seperti dilaporkan oleh Robin Gomes dari Vatican News.
Sidang pleno 12-15 Februari itu membahas pembinaan liturgi bagi umat Allah. Berbicara tentang tantangan pembinaan itu, kata Paus, harus diingat bahwa “liturgi adalah kehidupan yang membentuk, bukan ide untuk belajar.”
Dalam pembinaan liturgi, kata Paus, penting untuk diingat bahwa “kenyataan lebih penting daripada gagasan.” Pertama-tama, orang perlu mengenali realitas liturgi suci, yakni harta yang hidup yang tidak dapat direduksi menjadi selera, resep, dan aliran, tetapi harus disambut dengan kepatuhan dan ditingkatkan dengan cinta, sebagai makanan tak tergantikan untuk pertumbuhan organik Umat Allah.
Liturgi bukanlah kegiatan “lakukan sesuai kehendakmu” tapi “pencerahan persekutuan gerejawi,” kata Paus. Oleh karenanya, dalam doa dan gerak tubuh, yang bergema adalah kata “kita” bukan “aku”; komunitas yang nyata, bukan subjek ideal.
Dalam pembinaan liturgi bagi Umat Allah, kata Bapa Suci, yang terutama harus diingat adalah “peran tak tergantikan yang dimainkan liturgi di dalam Gereja dan untuk Gereja.” Maka, Umat Allah perlu secara konkret dibantu dalam memadukan doa Gereja, untuk mencintainya sebagai pengalaman perjumpaan dengan Tuhan dan dengan saudara dan saudari kita, dan setelah itu untuk menemukan kembali isinya dan menjalankan ritus-ritusnya.
Karena liturgi adalah pengalaman yang ditujukan pada pertobatan hidup melalui asimilasi cara berpikir dan berperilaku Tuhan, Paus mengatakan, pembinaan liturgi tidak dapat dibatasi hanya dengan memberikan pengetahuan atau bahkan dengan benar-benar memenuhi dari tata tertib ritual.
Agar liturgi memenuhi fungsi mengubah dan formatif, kata Bapa Suci, para pastor dan umat awam perlu diajari untuk memahami makna dan bahasa simbolisnya, termasuk seni, lagu dan musik dalam melayani misteri yang dirayakan itu.
Tetapi tidak berhenti di situ saja. Ada juga kebutuhan bina lanjut bagi klerus dan kaum awam, khususnya mereka yang terlibat dalam pelayanan-pelayanan untuk melayani liturgi.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)