Presiden terpilih Federasi Konferensi-Konferensi Waligereja Asia (FABC) membuat seruan mendesak kepada Gereja di Asia untuk menggalang solidaritas dan dukungan bagi para korban tsunami yang melanda Indonesia hampir seminggu yang lalu.
“Sebelum tahun baru, pikiran saya terarah kepada masyarakat Indonesia, yang terkena dampak bencana alam baru-baru ini, yang menyebabkan kerugian serius dalam kehidupan manusia, banyak orang hilang dan banyak kehilangan tempat tinggal, serta kerusakan materi yang meluas,” tulis Uskup Agung Myanmar Kardinal Charles Maung Bo dalam Pesan Tahun Baru yang dirilis 28 Desember, seperti dilaporkan oleh Robin Gomes dari Vatican News.
Tsunami yang disebabkan oleh longsornya Gunung Anak Krakatau menewaskan sedikitnya 430 orang ketika gelombang setinggi 5 meter menghantam wilayah pantai Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra tanggal 22 Desember. Sekitar 1.500 orang terluka dan hampir 22.000 orang terlantar.
“Tragedi besar” Indonesia itu, menurut kardinal pertama Myanmar, yang terpilih sebagai ketua baru FABC tanggal 16 November dan akan mulai bertugas 1 Januari, mengingatkannya pada rasa sakit dan penderitaan saat Topan Nargis menghantam Myanmar 10 tahun lalu, saat sekitar 140.000 nyawa hilang dan 800.000 terlantar.
“Kami meratapi banyaknya kematian dan penderitaan yang tak terhitung akibat tsunami yang terjadi di saat-saat menjelang awal Tahun Baru 2019,” tulis ketua FABC yang baru itu.
“Sebagai langkah pertama,” kata kardinal itu, “izinkan saya mengajak saudara-saudara saya, para uskup, para pastor, dan para, serta semua kaum religius dan saudara-saudari awam untuk ikut berdoa bagi para korban dan bagi orang-orang yang mereka cintai dan menyatakan kedekatan rohani kita kepada mereka yang terkena dampak tragedi itu dengan memohon penghiburan Tuhan atas penderitaan mereka.”
Mengikuti Paus Fransiskus, Kardinal Bo memohon dengan sangat agar “saudara-saudari yang malang ini tidak kekurangan solidaritas kita dan dukungan dari masyarakat internasional.”
Kardinal berusia 70 tahun itu menyerukan juga kepada semua orang untuk “secara kolektif mencari cara agar kita dapat secara nyata meringankan penderitaan saudara-saudari kita di Indonesia.”
Bahkan saat Kardinal Bo mengeluarkan permohonannya di hari Jumat, gempa berkekuatan Magnitudo 5,8 mengguncang provinsi Papua Barat di Indonesia timur, kata Survei Geologi AS. Pihak berwenang Indonesia yang mengukur gempa itu kekuatan 6,1 skala Richter, mengatakan “dirasakan cukup kuat selama beberapa detik.” Tidak ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan.(PEN@ Katolik/paul c pati berdasarkan Vatican News)