Misa Inkulturasi Batak di Paroki Kedoya dorong umat tingkatkan persatuan, saling memaafkan

0
3326
Ist

Memperingati HUT ke-32 Paroki Santo Andreas, Kedoya, Jakarta Barat, 25 November 2018 yang diwarnai Misa Inkulturasi Batak di Gereja Santo Andreas, Kepala Paroki Pastor Celsius Mayabubun MSC asal Key, Maluku, mengajak seluruh umat untuk selalu meningkatkan persaudaraan dan persekutuan yang erat manusia dengan Allah dan sesama manusia.

“Caranya adalah menganggap sesama sebagai kerabat dan sahabat dalam satu komunitas. Yang diperlukan adalah semangat persaudaraan tanpa mengenal sekat-sekat perbedaan,” kata imam itu dalam homili seraya menegaskan bahwa dalam semangat kekeluargaan juga ada budaya saling memaafkan yang “sangat penting dalam kehidupan bersama.”

Misa yang dipimpin oleh Pastor Mayabubun dengan konselebran Pastor Yohanes Sareta MSC dan dihadiri lebih dari seribu umat itu diawali dengan prosesi menuju altar yang dihantar oleh tarian sejumlah perempuan berpakaian khas Batak dengan iringan  musik perkusi dari depan pintu utama gereja.

Sebelum homili, Pastor Mayabubun menyanyikan lagu berbahasa Batak dengan tema saling memaafkan. Umat dari Batak ikut bernyanyi dengan iringan musik perkusi.

Selain mengajak umat untuk meningkatkan persaudaraan dan persekutuan, dalam Pesta Hari Raya Kristus Raja itu Pastor Mayabubun mengajak seluruh umat saling mengasihi “karena Yesus dikenal sebagai Raja yang penuh kasih dan karena cinta-Nya yang tulus Dia mengorbankan nyawa bagi keselamatan umat manusia.”

Di akhir Misa imam itu mengapresiasi kelompok umat dari Batak, Sumatera Utara itu, dan berharap semoga yang mereka tampilkan dalam Misa itu “dapat meningkatkan iman kita.”

Setelah Misa, kedua imam yang masih mengenakan pakaian Misa namun dilengkapi ulos dan kain penutup kepala yang disebut Sortali dari Budaya Batak Toba yang nampak bagaikan mitra seorang uskup, melakukan pemotongan kue HUT ke-32 paroki itu di lapangan depan gereja disaksikan seluruh umat.

Setelah terdengar ucapan sastra daerah Batak, Keluarga Besar Batak Katolik Santo Arnoldus memberikan ulos yang lain sebagai ungkapan rasa hormat kepada kedua imam itu.

Dalam acara itu, kedua imam itu juga memberikan penghargaan kepada 11 karyawan gereja yang telah berkarya selama 10 sampai dengan 20 tahun, dan terdengar kembali berbagai lagu Batak, dan menarilah kedua imam itu bersama umat lainnya dalam tarian Tor Tor. (PEN@ Katolik/Konradus R Mangu)

Foto: km
Foto: km

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here