Persatuan Internasional Para Superior Jenderal (UISG), yang beranggotakan 2.000 Superior Jenderal Kongregasi-Kongregasi Para Suster seluruh dunia, mewakili lebih dari 500.000 suster, mengungkapkan kesedihan mendalam dan kemarahannya atas pola pelecehan yang umum terjadi dalam Gereja dan masyarakat saat ini.
“Pelecehan dalam segala bentuk, seksual, verbal, emosional, atau penggunaan kekuasaan yang tidak pantas apa pun dalam sebuah hubungan, mengurangi martabat dan perkembangan yang sehat dari seseorang yang menjadi korban,” tulis mereka seperti yang diterbitkan dalam website UISG, 23 November 2018.
“Kami berdiri di samping para wanita dan pria pemberani yang telah melaporkan pelecehan kepada pihak berwenang. Kami mengutuk mereka yang mendukung budaya diam dan rahasia, seringkali dengan kedok ‘menjaga’ reputasi sebuah lembaga atau menyebutnya ‘bagian budaya seseorang’. Kami menganjurkan agar ada laporan sipil dan kejahatan yang transparan terhadap pelecehan baik yang terjadi dalam kongregasi religius, di paroki atau tingkat keuskupan, atau di arena publik apa pun,” lanjut mereka.
Mereka juga minta “agar setiap suster yang telah mengalami pelecehan, melaporkan pelecehan itu kepada pemimpin kongregasinya, dan ke gereja serta otoritas sipil sebagaimana mestinya.” Jika UISG menerima laporan pelecehan, lanjut mereka, “kami akan datang untuk mendengarkan dan membantu orang tersebut untuk berani mengadu kepada organisasi yang tepat.”
Mereka juga berkomitmen, “untuk bekerja dengan Gereja dan otoritas sipil untuk membantu mereka yang dilecehkan untuk menyembuhkan masa lalu melalui proses pendampingan dan pencarian keadilan, serta mencegah pelecehan melalui pembinaan yang kolaboratif dan program pendidikan bagi anak-anak, dan bagi wanita dan pria. Kami ingin menjalin solidaritas dalam situasi-situasi yang merendahkan martabat ini dan berkontribusi pada ciptaan baru di seluruh dunia.”(PEN@ Katolik/paul c pati)