Jumat Agung 2019 nanti, Tuan Meninu (patung kanak-kanak Yesus) akan dibawa keluar dari Kapela Tuan Meninu yang baru di Kota Rowido Kelurahan Sarotari Tengah, untuk merayakan Puncak Semana Santa (Pekan Suci) yang sudah dilakukan lebih dari lima abad.
Dalam perayaan agama sekaligus perayaan adat itu, Tuan Meninu, yang dimasukkan dalam peti hitam dibawa oleh seorang pimpinan adat di atas kepalanya melewati pintu masuk Taman Doa Tuan Meninu kemudian diletakkan pada perahu yang membawanya dalam prosesi laut, diikuti ribuan umat yang menaiki puluhan kapal laut dan perahu kecil atau berjalan sepanjang jalan di tepi pantai menuju Kota Reinha, Larantuka.
Akhir bulan September 2018, PEN@ Katolik mengunjungi Kapela Tuan Meninu bersama seorang imam Dominikan, Pastor Mingdry Hanafi Tjipto OP. Menurut penduduk setempat, kapela itu total baru karena kapel yang lama, di tempat yang sama, telah dibongkar total dan dibangun yang baru. Prasasti yang ditempelkan di dinding depan kapela itu menulis bahwa Kapela Tuan Meninu itu diberkati oleh Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopung Kung tanggal 25 Mei 2018.
Saat kunjungan itu, kapela itu khusus dibuka untuk kita oleh dua orang ibu yang lalu menyalakan lilin dalam kapel itu, sedangkan seorang ibu adat, sebagai petugas, khusus dipanggil untuk membuka tempat khusus di ujung kapela itu. Setelah membuka bagian khusus itu, ibu itu membuka semacam tabernakel di dalamnya yang menyimpan patung kanak-kanak Yesus yang tertutup dengan kain hitam dan bagian-bagian lain dari patung itu yang ditutup dengan kain putih. Kami lalu dipersilakan berdoa depan ‘tabernakel’ itu.
Menurut cerita, Larantuka disebut sebagai Kota Reinha atau Kota Maria, karena di tahun 1510, seorang bocah berjumpa sosok perempuan cantik yang wajahnya sendu dan diam sambil menuliskan sesuatu di pasir pantai. Saat ditanya yang ditulis, perempuan itu berubah menjadi patung. Patung itu dibawa pulang dan tulisan itu dipagari agar tidak terhempas ombak. Beberapa tahun kemudian, ketika si bocah sudah dewasa, dia memperlihatkan patung itu kepada imam Dominikan yang datang menyebarkan agama bersamaan kedatangan Portugis, dan membawa imam Dominikan itu ke pantai tempat tulisan itu. Reinha Rosario Maria, demikian imam Dominikan itu membaca tulisan itu.
Saat Semana Santa, ribuan warga akan mengarak patung Reinha Rosari dari Kapela Tuan Ma (Maria), ornamen-ornamen yang mengingatkan umat tentang wafat dan sengsaranya Yesus dari Kapela Tuan Ana (Tuhan Yesus), dan patung kanak-kanak Yesus dari Kapela Tuan Meninu untuk diarak berkeliling kota hingga berakhir di Katedral Reinha Rosari Larantuka.(PEN@ Katolik/paul c pati) Foto PEN@ Katolik/pcp