Ketika Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ, Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus dan Uskup Ketapang Mgr Pius Riana Prapdi berbicara dalam acara “Dialog Sukacita” bertema “Tindakan Pastoral Pemimpin Gereja dalam Lingkungan Kebhinekaan” di depan sekitar 1300 peserta Jambore Nasional (Jamnas) Sekami di Pontianak, 5 Juli 2018, seorang peserta bertanya tentang kasus tawaran sembako untuk beribadah di rumah ibadah agama lain.
Seorang peserta bertanya dan mencari solusi atas kasus umat yang diajak ikut ibadah di rumah ibadah agama lain dengan tawaran sembako setiap hari. Pengalaman anak remaja itu dibenarkan oleh seorang suster. “Memang dulu pas saya bertugas di sana, banyak kejadian seperti itu. Dan di tempat itu memang tidak ada katekis atau pembina agama, sehingga ada umat gampang tergiur dan dipengaruhi,” kata suster itu.
Mgr Agus prihatin dengan umat yang berkekurangan, yang mudah terpengaruh karena mereka membutuhkan bantuan sembako dan ingin merasakan hidup berkecukupan. “Salah satu solusinya adalah meningkatkan iman mereka dengan cara pembinaan dari orangtua. Kita harus memiliki sikap kritis seperti Thomas Rasul. Jangan mudah percaya iming-iming harta yang diberikan,” Mgr Agus memberi solusi.
Uskup Agung Pontianak itu meminta, “dengan moto Children Helping Children, seorang anak remaja Sekami yang mendengarkan informasi tentang ini harus melaporkannya kepada pihak yang berwenang seperti kepada orang tua atau pastor.”
Mgr Agus berharap agar acara Dialog Sukacita itu dapat meningkatkan semangat 2D2K (Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian) dan agar 1200 anak remaja peserta Jamnas Sekami itu bersama-sama memperjuangkan kebaikan dan saling menguatkan iman.(modestus, sinta)
Artikel terkait:
Anak-anak remaja Sekami berdatangan ke Pontianak untuk berbagi sukacita dalam keragaman
Pemerintah buka Jamnas Sekami ajaran tentang perdamaian penting di era globalisasi
Mgr Agus minta anak remaja Sekami untuk kritis tapi percaya kepada mama papa dan teman