Pen@ Katolik

Kaul sementara butuh komitmen, waktu, pengorbanan yang sama dengan kaul kekal

Frater Robertus Adi Nugroho OP dari Jakarta bertanda tangan atas janjinya
Frater Robertus Adi Nugroho OP dari Jakarta bertanda tangan atas janjinya

“Pengucapan kaul sementara, meski saat ini dilakukan untuk satu tahun, seharusnya dilakukan dengan suatu visi akan pengucapan kaul kekal di masa depan. Janji ini membutuhkan komitmen, waktu, dan pengorbanan yang sama dengan kaul kekal, janji yang menjadi kesaksian akan harapan kita akan kehidupan kekal.”

Pastor Filemon Dela Cruz OP mengatakan hal itu dalam renungannya saat, atas nama Master Ordo Dominikan Pastor Bruno Cadore OP, menerima kaul sementara dari Frater Johnny Luntungan OP yang berasal dari Manado, Frater Robertus Adi Nugroho OP dari Jakarta, dan Frater Lukas Sabdaningrat OP dari Bekasi.

Pembaruan Kaul Sementara bagi Ordo Dominikan sebagai pembaruan janji religius untuk taat kepada Tuhan, Bunda Maria, Santo Dominikus, Master Ordo dan penerus-penerusnya itu berlangsung hari Minggu, 24 Juni 2018, bertepatan dengan peringatan kelahiran Santo Yohanes Pembaptis. Pembaruan kaul itu dilangsungkan bersama-sama dengan doa pagi komunitas di kapel pastoran Redemptor Mundi Surabaya dan dihadiri seluruh komunitas frater dan suster Dominikan di Surabaya, serta formator Pastor Joseto Bernadas Jr OP.

Namun, dalam kehidupan religius, jelas imam dari Filipina yang bertugas sebagai kepala Rumah Santo Tomas Aquino Surabaya itu, sering muncul pertanyaan, “Bagaimana jika…?” Pertanyaan itu bisa menjadi persiapan yang baik akan masa depan, namun bisa juga menjadi sebuah cobaan.

Bagaimana jika saya tidak mampu? Bagaimana jika saya jatuh? Bagaimana jika terjadi sesuatu dengan keluarga saya yang sedang di luar? It semua adalah contoh-contoh pertanyaan yang sering muncul. Meski demikian, tegas imam itu, “Tuhan telah menyiapkan jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut dalam hidup komunitas dan dalam relasi dengan-Nya.”

Pastor Filemon juga mengajak para frater itu untuk menanyakan kembali berbagai hal yang ada dalam peraturan-peraturan hidup bersama sebagai religius. Di situ, jelas imam itu, “Terdapat kebijaksanaan para pendahulu kita dalam regula dan konstitusi yang kita taati. Jika saja kita benar-benar memahami dan melakukannya, niscaya kita dapat menjadi orang kudus di mata Tuhan.”(fr johnny luntungan op)

Artikel terkait:

Mgr Sutikno ingatkan hidup imamat tak janjikan sukses duniawi tapi bayang-bayang salib

Pastor Napoleon-Sipalay OP: Ordo Pewarta tak kejar kuantitas tapi kualitas pelayanan bagi Gereja

Tiga frater OP bertiarap di lantai kapel/Ist
Dari kiri ke kanan: Frater Lukas Sabdaningrat OP, Frater Johnny Luntungan OP, Frater Robertus Adi Nugroho OP/Ist
Pastor Filemon Dela Cruz OP bersama tigra frater yang mengucapkan kaul sementara/Ist
Bersama beberapa imam, suster dan frater di Surabaya/Ist