Home RENUNGAN Gembala yang baik

Gembala yang baik

0

Gembala yang baik

Hari Minggu Paskah keempat

22 April 2018

Yohanes 10: 11-18

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya (Yoh 10:11).”

Kitab Suci itu dipenuhi dengan citra gembala yang baik. Mazmur favorit saya adalah Mazmur 23, “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.” Nabi Yesaya yang menghibur bangsa Israel di pembuangan Babel, berbicara tentang Tuhan yang seperti gembala yang akan mengumpulkan kembali domba-domba Israel yang hilang dan membawa mereka pulang (Yes 40:11). Beberapa pemimpin besar Israel adalah gembala. Musa merawat kawanan domba ayah mertuanya ketika ia dipanggil oleh Allah (Kel 3). Daud juga sedang menjaga kawanan domba ayahnya ketika Samuel datang dan mengurapi dia sebagai raja (1 Sam 16). Tidak heran jika Yesus juga memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik.

Dari Injil hari ini, kita dapat mempelajari tiga karakter gembala yang baik. Pertama, Yesus membedakan antara Gembala yang Baik dan para gembala yang buruk. Gembala yang baik adalah pemilik domba-dombanya dan bertanggung jawab atas hidup mereka. Sementara, para gembala yang buruk  merasa tidak memiliki domba, dan bekerja terutama untuk uang, bukan untuk domba. Inilah mengapa ketika bahaya datang dari serangan hewan buas atau pencuri, mereka akan lari dan menyelamatkan nyawa mereka sendiri daripada melindungi domba mereka. Nabi Yeremia mengkritik para pemimpin Israel yang korup dan tidak adil pada masanya dan ia pun bernubuat, “Celakalah para gembala yang membiarkan kambing domba gembalaan-Ku hilang dan terserak (Yer 23:1)!”

Karakter kedua dari seorang gembala yang baik adalah dia mengenal dengan baik domba-dombanya dan memanggil mereka dengan nama mereka. Domba-domba di Yudea dipelihara untuk mendapatkan bulu domba atau wol dan untuk dikorbankan. Khususnya yang ditujukan untuk produksi wol, gembala akan hidup bersama dengan kawanannya selama bertahun-tahun. Tidak heran jika dia mengenal dengan baik setiap domba, karakternya, dan bahkan ciri-ciri fisiknya yang unik. Dia akan memanggil mereka dengan nama seperti ‘kaki kecil’ atau ‘telinga besar’. Karena ikatan erat antara keduanya, domba-domba itu begitu akrab dengan suara gembala dan akan mendengarkan setiap kali dia memanggil mereka. Ini mengingatkan saya pada anjing peliharaan kami di rumah. Kami menyebutnya “cipluk,” dan ibu dan adik saya merawatnya dengan baik. Jadi, setiap kali ibu atau adik saya memanggil namanya, cipluk segera lari mendekati mereka. Namun, setiap kali saya mencoba memanggil namanya, cipluk tidak memberi perhatian!

Karakter ketiga dan paling penting adalah gembala yang baik akan menyerahkan hidupnya bagi domba-dombanya. Karakter ini tampaknya berlebihan, namun hal ini sungguh terjadi. Kita ingat bahwa gembala yang baik memiliki ikatan yang kuat dengan domba-dombanya dan merawat mereka dengan baik, ia pun tidak akan ragu-ragu dalam menjaga domba-dombanya dari serangan predator dan perampok yang berbahaya. Tidak jarang, gerombolan perampok tanpa belas kasih memukuli gembala yang berani bahkan sampai mati. Gembala-gembala ini secara harfiah menyerahkan hidupnya untuk domba-domba itu. Ini tidak jarang terjadi pada zaman Yesus di Palestina, dan masih terjadi di zaman kita di beberapa belahan dunia.

Tuhan kita adalah Gembala yang baik dan ini berarti bahwa kita adalah domba-domba milik-Nya. Dia mengenal kita masing-masing secara mendalam, bahkan lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Dia tidak akan meninggalkan kita ketika hidup kita menghadapi masalah serius dan bahaya. Dia tidak hanya akan memperhatikan kita selama kita menghasilkan “wol,” tetapi Dia terus mengasihi kita bahkan saat kita tidak menjadi domba yang baik. Yesus Sang Gembala baik meletakkan hidup-Nya di kayu salib, sehingga kita, domba-domba-Nya, dapat memiliki hidup yang berkelimpahan. Pertanyaannya sekarang: Sudahkah kita menjadi domba yang baik? Apakah kita mengenali suara-Nya? Apakah kita mendengarkan Dia? Apakah kita benar-benar mengikuti Dia?

Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno OP

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version