Beredar sebuah laporan di medsos tentang “Pengrusakan Kapel Santo Zakaria” di Stasi Ogan Ilir dari Paroki Santa Maria Ratu Rosario, Seberang Ulu, Palembang, yang baru diberkati oleh Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ 4 Maret 2018.
“Pengrusakan dengan cara merusak pintu, memecahkan kaca, merusak kursi dan mengacak-acak ruangan dalam gereja kemudian mengumpulkan kursi ditumpuk di dalam ruangan gereja lalu dibakar, namun api belum sempat membesar sudah dapat padamkan oleh warga,” tulis laporan itu seraya merinci waktu kejadian, Hari Kamis tanggal 8 Maret 2018, Pukul 00.30 WIB, dan baru dilaporkan ke Polsek sekira pukul 01.30 dan Polsek melaporkan ke Polres sekira pukul 05.40.
Kepada PEN@ Katolik, Ketua Komsos Keuskupan Agung Palembang Pastor Fransiskus de Sales SCJ, mengatakan bahwa pesan berantai itu sudah dibenarkan oleh Kapolres setempat, dan imam itu sedang mengirim wartawan dari keuskupan agung itu ke gereja itu. “Klarifikasi akan segera diberikan oleh wartawan KOMUNIO dari TKP,” kata imam itu.
Sementara itu, Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ mengatakan kepada Agenzia Fides dari Vatikan bahwa “Tanggal 4 Maret saya baru memberkati kapel baru yang terletak di desa yang jauhnya tiga jam perjalanan dari paroki itu. Perayaan itu berlangsung dalam suasana penuh keramahtamahan, dengan kehadiran tulus para pemimpin desa, otoritas sipil, serta pemimpin agama Muslim.”
Gereja itu, lanjut uskup agung, dibangun mengikuti semua peraturan dan proses hukum yang diperlukan. “Tindakan kekerasan serampangan ini mengejutkan kita, tapi kami percaya ini perbuatan beberapa anggota radikal yang ingin membakar kebencian, intoleransi dan kekerasan antaragama, di sini dan di seluruh Indonesia,” kata Mgr Sudarso.
Uskup Agung menginformasikan bahwa pastor paroki, petugas polisi, otoritas sipil sudah ada di gereja itu. Banyak orang Muslim juga mengungkapkan simpati dan membantu membersihkan gereja. “Polisi sedang menyelidiki tindakan yang dianggap memalukan seluruh masyarakat ini,” kata prelatus itu.
Mgr Sudarso mengaku sedih atas kejadian itu, “namun solidaritas yang diterima dari banyak umat Muslim menghibur kita.” Meski demikian Gereja tetap akan “mencari keadilan sesuai peraturan hukum, tanpa terperangkap dalam reaksi emosional.”
Dalam pesan yang tersebar itu ditulis bahwa gereja di Dusun 3 Desa Mekar Sari Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir itu diserang oleh enam orang laki-laki dengan mengendarai tiga unit sepeda motor. Mereka juga memecahkan dinding pintu depan dengan palu, melepaskan daun jendela, memecahkan kaca dengan melempar batu kali.
Polisi segera datang ke kapel dan meminta keterangan dari beberapa orang saksi dan mengambil beberapa barang bukti.(pcp)
Semua foto ini dibagikan oleh Pastor Fransiskus de Sales SCJ