Jumat, November 22, 2024
25.4 C
Jakarta

Tahun Persatuan di Keuskupan Agung Jakarta dibuka dengan Sarasehan Kebangsaan

Foto dari Website KAJ
Foto dari Website KAJ

Sejak tiga tahun lalu Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ditetapkan berdasarkan Pancasila, dan dalam rangka pembukaan Tahun Persatuan 2018, sesuai sila ketiga, KAJ menyelenggarakan Sarasehan Kebangsaan yang menghadirkan pembicara Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo dan aktivis serta cendekiawan muda yang kini bertugas sebagai Kepala Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila Yudi Latif.

Kegiatan di Aula Katedral, 6 Januari 2018, yang bertema “Amalkan Pancasila; Kita Bhinneka, Kita Indonesia,” itu dihadiri juga perwakilan agama Islam, Kristen, Buddha, Hindu dan Konghucu, serta 200-an pengurus dewan paroki yang membidangi hubungan antaragama dan kepercayaan.

Pancasila sebagai Ideologi bangsa diejawantahkan dalam bentuk gagasan dan diwujudkan dengan gerakan. “Harapannya, jika gerakan itu diulang dan diulang, akan menjadi sebuah habitus yang berlaku dalam keseharian,” kata Mgr Suharyo dalam dalam acara yang diawali dengan doa dan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panitia, Camat Jakarta Pusat dan Pastor Paroki Katedral.

Mgr Suharyo mengawali paparannya dengan menceritakan tentang mantan Uskup Agung Semarang yang menjadi Pahlawan Nasional Mgr Albertus Soegijapranata SJ. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Mgr Soegijapranata meninggalkan Semarang dan pindah ke Yogyakarta karena pemerintah Indonesia pindah ke sana, dan menulis surat ke Vatikan agar mengakui kemerdekaan RI dan Vatikan menanggapi dengan menghadirkan Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia tahun 1947.

Juga dijelaskan bahwa Mgr Soegijapratana membuat berbagai ikatan dengan nama Pancasila, atau Gerakan Ekonomi Pancasila yakni Ikatan Buruh Pancasila (1954), Ikatan Petani Pancasila (1958), Ikatan Paramedis Pancasila (1959), Ikatan Usahawan Pancasila (1959) dan (4) Ikatan Nelayan Pancasila (1964).

Bagi umat Katolik, tegas Mgr Suharyo, “ini sebenarnya adalah tindakan kenabian, warisan dan pesan agar umat Katolik sungguh-sungguh menjadi warga negara yang baik.” Bahkan, lanjut Uskup Agung Jakarta yang bertugas sebagai Ketua Konferensi Waligereja Indonesia itu, dikenal satu semboyan Mgr Soegijapranata yakni “100 % Katolik, 100 % Indonesia,” yang sebetulnya menurut Mgr Suharyo dirumuskan oleh Mgr Soegijapranata dengan “100 % Patriotik, 100 % Katolik,” jadi tidak bukan Katolik baru Indonesia.

Khusus untuk Tahun Persatuan 2018, Mgr Suharyo juga memperkenalkan Maria Bunda Segala Suku dengan atribut Bunda Maria yang khas Indonesia, Garuda Pancasila di dada, selubung kepala berwarna merah putih, dan di mahkotanya terdapat peta Nusantara, dengan harapan agar “umat berdoa untuk pribadi, umat berdoa juga untuk kebaikan negara,” kata Mgr Suharyo.

Setelah sarasehan, peserta ikut bersama menyaksikan  pelepasan burung dan penanaman pohon di depan Katedral Jakarta yang dilakukan para tokoh agama yang hadir.(Konradus R Mangu)

Tahun Persatuan KAJ1Tahun Persatuan KAJ2

HIDUP
HIDUP

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini