Sabtu, November 2, 2024
25.2 C
Jakarta

Para Suster SFIC rayakan berbagai usia hidup membiara yang pantas diteladani kesetiaannya

Pestawati membaharui janji setia hidup membiara

Sore menjelang malam, dua orang suster didorong dengan kursi roda ke depan altar dan bersama enam suster lainnya mereka memegang lilin bernyala dengan tangan yang satu dan tangan lainnya memegang sebuah teks. Lalu mereka membacakan teks yang berisi janji setia hidup membiara.

Janji setia hidup membiara para suster Kongregasi Suster Fransiskus dari Perkandungan Tak Bernoda Bunda Suci Allah (SFIC) itu disampaikan dalam Misa yang dipimpin Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus di Kapel Susteran Santo Antonius Pontianak, 28 Oktober 2017. Perayaan itu dihadiri antara lain oleh sanak keluarga, kenalan, dan sahabat para pestawati.

Lamanya hidup membiara dan tugas dari delapan suster itu berlainan. Walaupun masih bersemangat, Suster Yohana Waha SFIC yang hari itu merayakan 60 Tahun Hidup Membiara kini hanya menghabiskan masa tuanya di kursi roda, sedangkan temannya di kursi roda, Suster Agelita Limas SFIC yang merayakan 50 Tahun Hidup Membiara masih aktif sebagai “perawat bagi teman-teman suster yang sakit”  dan bersemangat mengunjungi dan menemani mereka untuk sarapan dan minum obat.

Suster Catharina Sailan SFIC juga merayakan 60 Tahun Membiara, namun dia masih aktif dalam pastoral care di Rumah Sakit Santo Antonius Pontianak, mengunjungi dan mendoakan para pasien. Suster Xaveria Arpina SFIC yang merayakan 50 Tahun Hidup Membiara pernah menjadi misionaris selama 15 tahun di Afrika. Kini dia masih menjalani tugas sebagai pemimpin komunitas.

Ternyata, di antara para pestawati ada juga, pemimpin SFIC tingkat internasional. Suster itu, merayakan 40 Tahun Hidup Membiara bersama Suster Paulina Pareira SFIC, yang lama bertugas sebagai guru dan kini di masa pensiunnya menjadi teman-teman suster yang sakit di komunitasnya.

Dua suster lain yang merayakan 25 Tahun Hidup Membiara adalah Suster Herkulana SFIC dan Suster Ely Odilia SFIC. Selain memperkenalkan “kekayaan” para pestawati itu, provinsial atau pemimpin para suster SFIC Provinsi Indonesia, Suster Irene SFIC, mengatakan bahwa para suster muda termasuk dirinya hendaklah “bercermin dari teladan dan menimba semangat mengagumkan dan menantang dari para suster yang sudah tua tentang kesetiaan hidup mereka.”

Mewakili para pestawati lainnya, Jenderal SFIC Suster Adriana mengatakan “tidak terasa” meski sudah sekian tahun menjalani panggilan sebagai SFIC dan dipindahkan ke sana-ke sini dengan aneka tugas. Namun, dalam perayaan itu, katanya, para suster mencoba menelusuri dan bernostalgia tentang perjalanan hidup sekian tahun sebagai SFIC, mulai postulat, novisiat, yuniorat, sampai bina lanjut setelah kaul kekal.

“Tugas perutusan yang telah dipercayakan kepada kami juga mengajak kami mengenang kembali bahwa kami pernah mengalami jatuh bangun, namun dibangunkan lagi untuk berdiri tegak. Kami menyadari bahwa panggilan hidup kami sebagai SFIC melulu karena kasih dan kehendak Allah yang memilih kami bagi rencana-Nya, bagi misi-Nya dan ini berarti bukan rencana dan misi kami sendiri,” kata suster itu.

Bahkan suster Jenderal SFIC yang kini tinggal di Generalat SFIC Tagaytay, Filipina, itu mengatakan bahwa pengalaman bergumul, berjuang, bahkan menderita “menjadikan kami semakin memiliki semangat kesederhanaan, kepatuhan, cinta kasih dan matiraga.”

Mgr Agustinus Agus dalam homili Misa menegaskan bahwa terkadang kaum religius mengeluh dengan tugas perutusan yang Tuhan percayakan kepada mereka. “Hal-hal seperti ini bisa mengganggu perjalanan panggilan kita sebagai orang yang dipilih. Tuhan memberikan talenta kepada kita supaya kita menghargai dan membagikannya kepada sesama dan menghasilkan buah berlimpah,” kata uskup agung itu.

Santap malam serta lantunan tembang-tembang hiburan dan tarian dari para suster dan Mgr Agustinus Agus melengkapi acara malam itu. (Suster Maria Seba SFIC)

IMG-20171028-WA0080
Pestawati (dari kiri ke kanan) Suster Adriana Tony SFIC, Suster Catharina Sailan SFIC, Suster Xaveria Arpina SFIC, Suster Paulina Pareira SFIC, Suster Herkulana SFIC, Suster Ely Odilia SFIC. Di kursi roda, Suster Yohana Waha (kiri) dan Suster Agelita Limas SFIC (kanan)

prosesi menyalakan lilin pembaharuan janji.

Provinsial SFIC Suster Irene SFIC
Provinsial SFIC Suster Irene SFIC
Suster Adriana Tony SFIC, Jenderal SFIC
Suster Adriana Tony SFIC, Jenderal SFIC
Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini