Pen@ Katolik

Sabtu,16 September 2017

Pohon yang baik buah yang baik

PEKAN BIASA XXIII

Peringatan Wajib Santo Cornelius, Paus dan Santo Siprianus, Uskup dan Martir (M)
Santa Eufemia

Bacaan I: 1Tim. 1:15-17

Mazmur: 113:1-5a.6-7; R:2

Bacaan Injil: Luk. 6:4349

Yesus menyampaikan wejangan ini kepada murid-murid-Nya, “Tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya. Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya—Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan—, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”

Renungan

Injil hari ini menampilkan dua pengajaran melalui dua perumpamaan kepada kita. Yang pertama, mengenai setiap pohon diketahui dari buahnya. ”Katakanlah, maka saya akan mengatakan siapakah engkau,” demikian kata mutiara yang menggambarkan bahwa kata-kata yang keluar dari mulut merupakan ungkapan identitas diri seseorang. Jika kata-kata yang baik, bijak, dan positif yang keluar dari mulut, artinya yang tersimpan dalam hati adalah yang baik dan di dalam hati yang baik pula. Jika tidak maka sebaliknya yang terjadi. Yang kedua, hal mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi tidak melaksanakannya dalam kehidupan setiap hari, bagaikan rumah yang dibangun di atas dasar yang tidak kokoh kuat.

Karena itu, marilah kita selalu menyiapkan waktu untuk membaca Firman Tuhan. Karena Firman Tuhan itu dapat membentuk karakter diri seseorang. Bahkan ketika kita membaca Firman Tuhan dan melaksanakan dalam hidup sehari-hari, maka kita akan semakin menyerupai Yesus. Hendaklah kamu pun sempurna seperti Bapamu di surga sempurna adanya. Demikian ajakan Yesus untuk kita para pengikut-Nya.

Ya Yesus Tuhanku, anugerahkanlah rahmat-Mu kepadaku agar aku tidak hanya membaca firman-Mu, tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan setiap hari. Amin.

Renungan Ziarah Batin 2017