Meski kemarau berbulan-bulan, Gua Maria Sendang Jati tetap mengeluarkan air

1
3509

20170812_113857 (1)

Sendang Wedok di Gua Maria Sendang Jati Penadaran, Gubug, Kabupaten Grobogan, tetap mengeluarkan air meski musim kemarau telah berlangsung hampir 4 bulan, dan Dusun Sasak yang berjarak sekitar 2 kilometer di bawahnya tetap mendapatkan air yang mengalir melalui pipa-pipa paralon yang memanjang dan menjulur ke arah dusun itu.

Mingun yang tinggal di dekat Gua Maria itu mengira air yang terus mengalir di sendang itu disebabkan oleh banyaknya pepohonan di lokasi Gua Maria Sendang Jati Penadaran yang sudah ditanam selama 20 tahunan.

Gua Maria itu diberkati dan diresmikan tanggal 21 November 2008 oleh Uskup Agung Semarang saat itu, Mgr Ignatius Suharyo Pr, dan oleh Bupati Grobogan Bambang Pudjiono. Peresmian itu bersamaan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia 2008 di wilayah pantai utara Jawa.

Peresmian itu ditandai dengan penanaman pohon besar-besaran yang melibatkan umat dan masyarakat setempat serta anak-anak sekolah. Dan kini, di sekitar gua terdapat beraneka pohon besar seperti beringin, preh, aneka buah dan pohon jati. Pohon-pohon itu tetap dirawat dan tetap subur dengan dedaunan hijau meski kemarau, lanjut Mingun.

“Karena sering dilakukan penanaman pohon, lokasi gua menjadi semakin hijau dan asri, dan aiir sendang pun tidak pernah surut lagi,” lanjutnya seraya menunjukkan aneka burung liar yang tinggal di kawasan itu.

Suara kicau burung menemani orang-orang yang berdoa di gua itu di siang hari. Suara burung derkuku, prenjak, kutilang dan burung-burung pipit saling bersahutan membentuk “harmoni alam yang indah.” Bahkan beberapa di antaranya bermain-main dan hinggap di ranting-ranting pohon dekat gua.

Mingun memperlihatkan bahwa Gua Maria ternyata bukan hanya menjadi tempat devosi tetapi juga sarana konservasi, baik tumbuhan, satwa, tanah, udara, maupun air. “Kehadiran Gua Maria Sendangjati bisa menjadi suaka bagi aneka jenis satwa, udara maupun air. Penduduk setempat pun tetap bisa memperoleh air dengan baik karena kawasan sumber air tetap terjaga dengan baik.”

Tommy, seorang peziarah dari Kudus, yang berada di lokasi itu mengaku baru kali itu datang ke gua itu. Namun, “saya terkesan, tempat ini sungguh sejuk dan enak untuk berdoa.”(Lukas Awi Tristanto)

20170812_104444 (1)

1 komentar

Leave a Reply to sabaria br situmorang Batal

Please enter your comment!
Please enter your name here