Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya
6 Agustus 2017
Matius 17: 1-9
Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno OP
“Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. (Mat 17:2)”
Minggu ini, Gereja merayakan Pesta Yesus yang menampakkan kemulian-Nya yang juga dikenal sebagai Transfigurasi. Kata “transfigurasi” adalah transliterasi dari kata Latin “transfigurare” yang digunakan oleh Alkitab Latin Vulgata. Ini adalah kombinasi dua kata “trans” yang berarti melintasi, dan “figura” yang berarti bentuk atau figur. Dengan demikian, transfigurasi secara harfiah berarti bahwa perubahan bentuk atau figur. Ini adalah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi pada Yesus di Gunung tinggi.
Namun, jika kita menyimak bahasa Yunani yang digunakan Matius, kata yang dipilih adalah “metamorphos” yang sejatinya merupakan akar kata dari metamorfosis. Banyak dari kita memahami metamorfosis sebagai istilah biologis. Ini adalah perubahan dan perkembangan drastis yang terjadi dalam bentuk atau struktur anatomi hewan. Contohnya adalah transformasi dari ulat pemakan daun menjadi kupu-kupu yang indah, atau kecebong yang hidup di air menjadi katak yang mampu hidup di daratan. Metamorfosis merupakan perubahan yang radikal, namun kita tidak menggunakan istilah ini untuk menggambarkan apa yang terjadi pada Yesus di Gunung Tabor mungkin karena kita tidak ingin membatasi transformasi Yesus pada sisi biologis saja. Ini adalah sesuatu yang lebih mendasar, spiritual dan bahkan ilahi.
Di zaman modern ini, teknologi medis telah berkembang pesat, dan ini memungkinkan kita juga mengalami “metamorphosis”. Kita bisa terlihat lebih muda meski sudah berusia. Kita bisa mengurangi kelebihan lemak kita dalam waktu singkat. Kita bahkan bisa membuat wajah kita cerah dan bahkan bersinar seperti matahari. Saya harus mengakui bahwa seringkali saya tidak terlalu memperhatikan perbaikan fisik dan wajah saya, namun saya percaya bahwa usaha kita untuk merawat tubuh kita adalah bagian dari menghargai ciptaan Tuhan. Masalah terjadi saat kita menjadi berlebihan dan bahkan obsesif. Menghabiskan sejumlah besar uang hanya untuk produk kecantikan dan bedah kosmetik sementara sesama kita kelaparan karena tidak ada makanan adalah sikap yang sama sekali tidak kristiani. Menghabiskan kekayaan kita untuk perusahaan yang menyebabkan kerusakan lingkungan atau penderitaan orang banyak juga membuat kita turut berpartisipasi dalam ketidakadilan.
Namun, kita dipanggil tidak hanya untuk bermetamorfosis tapi juga ber-transfigurasi. Sementara perubahan dan perbaikan dalam tubuh kita adalah baik dan indah, transfigurasi bukan hanya soal perubahan fisik. Kita perlu berubah dengan cara yang lebih mendasar, spiritual dan bahkan ilahi. Ini adalah perubahan yang menyenangkan hati Allah Bapa karena kita menjadi seperti Yesus, kita menjadi putra dan putri-Nya. Melalui sakramen pembaptisan, kita telah dijadikan anak-anak Allah, dan sekarang misi kita adalah untuk bertindak dan berperilaku seperti anak-anak-Nya. Seperti Yesus, kita perlu lebih sadar akan penderitaan di sekitar kita dan berbelas kasihan kepada saudara dan saudari kita yang miskin. Seperti Yesus, kita berjuang melawan ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita. Seperti Yesus, kita mendidik keluarga, teman dan sesama kita dalam iman dan kebenaran.
Akhirnya, Matius menempatkan peristiwa Transfigurasi sebelum Yesus pergi ke Yerusalem dan mempersembahkan hidup-Nya bagi keselamatan kita. Transfigurasi yang sejati memungkinkan kita untuk menjadi tidak egois dan memberdayakan kita untuk berkorban bagi orang-orang yang kita cintai. Kita dipanggil untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik bagi kita dan semua anak-anak Allah. Seperti Yesus, kita dipanggil untuk ber-transfigurasi dan berkenan kepada Bapa.