Uskup Agats Mgr Aloysius Murwito OFM mengatakan, tahbisan diakon sering dianggap remeh oleh umat, padahal tahbisan diakon memiliki makna sangat penting yakni pelayanan. “Diakon bukan jabatan hierarki semata tetapi jabatan pelayanan. Bukan juga kekuasaan,” kata Mgr Murwito dalam homili Misa Tahbisan Diakon enam Saudara Dina (OFM) di Gereja Santo Paulus, Depok, Keuskupan Bogor, 25 Juni 2017.
Mgr Murwito yang didampingi Magister Provinsial OFM Indonesia yang juga Uskup Terpilih Pangkalpinang Mgr Adrianus Sunarko OFM, Pastor Rekan Paroki Depok Pastor Bartolomeus Jandu OFM dan 15 imam lainnya, mengajak enam diakon yang ditahbiskan untuk menghayati pelayanan sebagai suatu sikap dasar. “Wujud pelayanan itu, diakon menjadi pelayan altar, orang miskin, orang sakit, tahanan dan tertindas.”
Dalam pelayanan itu, lanjut uskup, bukan hanya ada pengalaman sukacita, karena akan ada tantangan relasi dengan orang-orang yang dilayani dan kesulitan dipahami pihak lain. “Bahkan pelayan bisa putus asa atau patah semangat. Namun jika diakon berjalan bersama Tuhan, maka setiap kesulitan yang dihadapinya akan senantiasa diatasi dengan sebaik-baiknya, karena Tuhan tidak membiarkan setiap orang terus berada dalam kesulitan.”
Mgr Murwito berpesan agar keenam diakon itu tidak takut menghadapi tantangan. “Carilah alternatif mengatasi setiap kesulitan. Tuhan Allah pasti menolong asal selalu dekat dengan-Nya dalam pelayanan bidang masing-masing,” kata Uskup Agats.
Pastor Adrianus Sunarko membacakan perutusan keenam diakon itu di sejumlah paroki di Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor dan Keuskupan Tanjungkarang.(Konradus R Mangu)