Sabtu, November 23, 2024
25.6 C
Jakarta

Selasa, 13 Juni 2017

garam-dunia

PEKAN BIASA X

Peringatan Wajib Santo Antonius dari Padua, ImPujG (P)

Bacaan I: 2Kor. 1:18-22

Mazmur: 119:129.130.131.132.133.135; R:135a

Bacaan Injil: Mat. 5:1316

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: ”Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”

Renungan

Kita yakin, orang yang bercabang lidahnya tidak dapat diandalkan. Yang dibutuhkan adalah orang yang jelas pendiriannya. Jika ”ya” katakan ya, dan jika ”tidak” katakan tidak! Tidak dapat hari ini dikatakan ”ya” dan besok ”tidak” untuk hal yang sama. Paulus dituduh plin-plan oleh musuh-musuhnya. Tetapi, dia membela diri: dia tetap teguh beriman pada Kristus. Walau dia tidak bertemu muka dengan Yesus, tapi dia percaya penuh akan Yesus sebagai Mesias. Keyakinan itulah yang dia wartakan kepada umat di Korintus. Hal yang sama dia harapkan dari kita. Walau kita tidak berjumpa secara fisik dengan Yesus, kita harus teguh imannya dan tidak plin-plan!

Dengan beriman teguh, kita mampu menjadi garam dan terang dunia. Garam, walau sedikit, pasti memberi rasa. Lampu, walau kecil, pasti bermanfaat menerangi dalam kegelapan. Demikianlah hidup kita sebagai murid Kristus: tidak plin-plan, tapi beriman teguh, dapat diandalkan, tidak munafik dan bermanfaat bagi orang lain.

Santo Antonius dari Padua adalah contoh seorang yang beriman. Ia putra seorang bangsawan kaya, orang yang pandai, arif dan bijaksana. Ketika mendengar bahwa 5 orang temannya mati dibunuh di Afrika, jiwanya bergolak. Ia pun meninggalkan bangku kuliah di Universitas Coimbra, Lisabon, lalu menjadi pengikut St. Fransiskus Assisi. Ketika sampai di Afrika, ia jatuh sakit, lalu pindah tugas.

Bertahun-tahun ia menjelajahi Italia Utara dan menjadi pengkhotbah ulung. Banyak orang sesat bertobat karena iman, nasihat dan ajarannya yang penuh hikmat. Dia terkenal juga sebagai santo penemu kembali barang-barang hilang. Kita dapat mencontoh iman orang kudus ini.

Ya Tuhan, semoga aku dapat berbuat baik setiap hari, sehingga orang melihat Engkau dalam diriku dan memuliakan Dikau. Amin.

 

Renungan Ziarah Batin 2017

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini