Para pemimpin Muslim Mesir mencela serangan bunuh diri yang melanda dua gereja Koptik pada hari Minggu, 9 April 2017, yang menewaskan sedikitnya 44 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Imam Besar al-Azhar, Ahmed Muhammad al-Tayyeb, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “serangan terhadap tempat-tempat ibadah bertentangan dengan agama Islam yang otentik dan ajaran-ajaran toleransinya, tetapi gagal merusak persatuan rakyat Mesir.”
Keselamatan Paus dijamin
Para pejabat Al-Azhar mengatakan keselamatan Paus Fransiskus akan dijamin selama rencana kunjungannya ke Kairo tanggal 28 dan 29 April 2017.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di kota Delta Nil, Tanta, dan di kota pesisir Alexandria, yang menimpa saat umat Kristen ikut dalam perayaan Minggu Palma. Patriark Koptik Mesir Paus Tawadros II masih berada di dalam katedral di Alexandria saat serangan kedua terjadi.
Serangan-serangan berikut digagalkan
Para pejabat keamanan Mesir mengatakan, mereka menjinakkan alat-alat peledak di beberapa tempat lain pada hari Minggu itu, termasuk di tempa suci Muslim Sufi yang terkemuka di Tanta dan sebuah sekolah Kristen di Alexandria pusat.
Menanggapi serangan, yang terjadi kurang dari seminggu setelah Sisi dan Presiden Trump berjanji untuk bekerja sama memerangi kelompok-kelompok radikal, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)