Pen@ Katolik

Mgr Pidyarto Gunawan OCarm minta umat mengingat Tuhan dalam untung dan malang

DSCN5504
Dari kiri ke kanan: Rustiyan Oen, Mgr Henricus P Gunawan OCarm, Lyli Widjaja , dan Ratih Ibrahim

Uskup Malang Mgr Henricus Pidyarto Gunawan OCarm mengajak seluruh umat Katolik  untuk selalu mengingat Tuhan dalam keadaan untung maupun malang, karena kenyataannya manusia hanya mengingat Tuhan dalam keadaan untung saja, dalam keadaan malang manusia cenderung melupakan sang Pemberi Kehidupan.

“Marilah kita ubah agar dalam situasi untung maupun malang kita selalu mengingat Tuhan,”’ kata Mgr Pidyarto dalam Talk Show “Fruitfull Business: The Joy in Business,” di sebuah hotel di Jakarta, 18 Januari 2017. Kegiatan tahunan ke-11 itu diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi (Kelasi) Shekinah.

Dalam talk show, yang juga menampilkan CEO Mitra Keluarga Rustiyan Oen, Pegiat Pasar Modal Lyli Widjaja dengan Moderator Ratih Ibrahim, psikolog dari Universitas Indonesia, Uskup Malang menegaskan bahwa setiap orang mempunyai pengalaman motivasi untuk bisa terjun dalam dunia yang beragam seperti pengusaha dan politisi.

“Pengalaman itu menjadi titik awal. Setiap orang mempunyai pilihan dalam menjalani kehidupan. Di masa-masa tertentu manusia menghadapi tantangan atau hambatan yang bisa menguji pilihannya. Itu dihadapi setiap orang yang menjalani kehidupan di dunia fana ini,” kata uskup seraya menambahkan bahwa manusia pasti tidak mengandalkan kekuatan sendiri ketika mengalami kesulitan, melainkan kekuatan Tuhan untuk ikut menyelesaikan persoalan itu.

Sebagai uskup, Mgr Pidyarto merawat panggilannya dengan doa. Saat ini, tegas uskup, tantangan tidaklah ringan, tetapi dengan campur tangan Tuhan ia bisa menghadapi segala kesulitan, menjalankan tugas, dan menjaga kesetiaan panggilan sebagai imam.

Lyli Widjaja menceritakan kesulitannya saat kuliah di Taiwan yakni soal penguasaan bahasa Mandarin. Untuk mengatasinya, jelasnya, dia “selalu berdoa, bekerja dan meminta pertolongan Bunda Maria.” Dengan cara itu, dia mengaku bisa mendapatkan nilai sangat memuaskan, bahkan mendapatkan beasiswa dari universitas dan menjadi asisten dosen di Taiwan.

Di Taiwan, menurut Lyli Widjaja, pengalaman berjumpa para suster yang berkarya di panti wredha membuat dia semakin peduli dengan kaum kecil, dan kembali ke Indonesia untuk terus mengabdikan diri dalam berbagai kegiatan sosial.

Rustiyan Oen menjelaskan, latar belakang pendidikannya adalah Institut Pertanian Bogor (IPB). Tapi dia menjalankan usaha rumah sakit karena latar belakang pendidikan keluarganya rata-rata dokter. “Ayah dan ibu saya dokter. Maka, setelah tamat saya melihat peluang bisnis yang paling cocok adalah rumah sakit,” kata lulusan San Diego State University, California, USA, tahun 1988, yang memiliki rumah sakit di berbagai tempat sebagai “bentuk pelayanan mulia kepada masyarakat yang menderita sakit.”

Menurut Kepala Sekolah SEP Shekinah, Stanley Ch Budiharjo, selain sebagai acara tahunan, kegiatan itu juga untuk mencari ‘domba’ agar bisa menjadi peserta SEP Shekinah, “karena Gereja masih butuh tenaga-tenaga pewarta yang tangguh untuk menyampaikan kabar sukacita Injil.”

Ketua Panitia Fruitfull Business 2017, Al Greeny S Dewayanti mengatakan, talk show itu mendorong setiap orang untuk melakukan usaha apa saja dibarengi pertumbuhan iman yang terus bergerak maju, berkat inspirasi dari narasumber yang mumpuni. (Konradus R Mangu)