Home RENUNGAN Kamis, 15 September 2016

Kamis, 15 September 2016

0

simeon

PEKAN BIASA XXIV
Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita (P)
Santa Katarina Fieschi dari Genoa; Santo Nikomedes

Bacaan I: Ibr. 5:7-9 (atau 1Kor. 15:1-11)

Mazmur: 31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20

Bacaan Injil: Luk. 2:33-35 (atau Yoh. 19:25-27).

Ketika Maria dan Yusuf mempersembahkan Anak Yesus di Bait Suci, mereka amat heran akan segala apa yang dikatakan Simeon tentang Dia. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu: ”Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”

Renungan

Peribahasa mengatakan, ”Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” atau pepatah Latin mengatakan, ”Per aspera ad astra”. Keduanya menegaskan hal yang sama, yakni bahwa melalui hal-hal yang susah barulah kita akan mengalami kesenangan/kemuliaan. Tiada kesenangan dan kemuliaan yang terjadi begitu saja tanpa usaha dan pengorbanan diri.

Peringatan Santa Perawan Maria berdukacita mengingatkan kita akan perjalanan Maria ketika mengambil bagian dalam misteri penyelamatan umat manusia. Sudah sejak awal ketika ditawarkan rencana penyelamatan itu hingga karya keselamatan itu dikerjakan secara tuntas oleh Yesus, Putranya, Maria mengalami berbagai pengalaman yang menyakitkan hatinya. Seperti Yesus karena ketaatan-Nya, Ia mampu memulihkan hubungan yang terputus antara Allah dan manusia dengan tangan-Nya yang terentang di kayu salib, demikian Maria mengikuti perjalanan itu dengan suatu ketaatan yang tiada taranya. Satu per satu derita ia alami dengan satu sikap ”merenungkan semuanya itu di dalam hatinya”. Dukacita yang silih berganti semakin mendewasakan jawaban ”YA”-nya. Pada akhirnya, kita akan mengalami Maria yang turut dimuliakan di Surga karena ia terbukti unggul sebagai seorang hamba yang taat sepenuhnya pada kehendak Allah.

Mari kita bertanya diri, ketika hal mengikuti Yesus menuntun kepada penderitaan dan kesusahan, mampukah kita berdiri dan berjalan terus dalam kesetiaan dan ketaatan?

Ya Maria, bersamamu aku mohon kepada Allah, kuatkan dan mampukanlah aku dalam memikul salib derita karena iman akan Putramu, Yesus. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version