Rabu, 03 Agustus 2016

0
2231

Christ and the Canaanite Woman - c.1784 Germain-Jean Drouais

PEKAN BIASA XVIII (H)
Santo Stefanus I, Paus

Bacaan I: Yer. 31:1-7

Mazmur: Yer. 31:10.11-12ab.13; R: 10d

Bacaan Injil: Mat. 15:21-28

Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ”Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: ”Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: ”Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ”Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: ”Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: ”Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ”Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Renungan

Dalam kisah perempuan Kanaan yang percaya pada Yesus kita bisa melihat tokoh seorang perempuan hebat. Dia seorang ibu yang luar biasa, cerdas, dan mampu menangkap esensi dari Firman yang dilakukan oleh Yesus. Perempuan ini adalah penduduk asli Kanaan. Dia punya allah atau dewa-dewanya sendiri. Yang unik dari tokoh ini adalah dia malah datang kepada Yesus. Dia datang tidak dengan tangan hampa, tetapi dengan iman dan pengenalan akan Yesus yang tidak banyak dimiliki oleh tokoh-tokoh lain dalam Perjanjian Baru.

Dia berseru: ”Kasihanilah aku, ya Tuhan, anak Daud”. Dia sangat prihatin dengan kondisi anaknya yang kerasukan setan dan sangat menderita. Dalam keadaannya yang terjepit, ibu ini mampu membalik kalimat Yesus dengan cerdas: ”Anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya”. Pemahaman perempuan ini membuat Yesus terkesan dan memberikan anugerah luar biasa: ”Hai ibu, besar imanmu, jadilah padamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Kisah penyembuhan seperti ini hendak memperlihatkan bahwa uluran kasih Tuhan kepada kita tercurah bukan saja karena iman kita, tetapi juga iman yang besar dari orang-orang di sekitar kita, teristimewa orang-orang yang dekat dengan kita. Doa, permohonan, yang disampaikan dengan iman yang teguh dan cinta yang besar bagi kesembuhan dan kebaikan orang lain akan dikabulkan Tuhan.

Figur ibu yang penuh iman dan pantang menyerah ini mengingatkan kita pada sosok orangtua kita sendiri. Apa pun akan dilakukan demi kebahagiaan dan keselamatan anaknya. Doa-doa mereka dikabulkan Tuhan bagi kita anak-anaknya.

Tuhan Yesus, terima kasih atas orangtua yang telah kauberikan untukku. Dalam segala kelebihan dan kekurangan mereka, mereka mencintai aku seperti seorang ibu dalam bacaan ini. Tuhan bahagiakanlah orangtuaku. Amin.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here