PEKAN BIASA XVIII (H)
Santo Eusebius Vercelli; Beato Petrus Feber;
Santo Petrus Yulianus Eymard
Bacaan I: Yer. 30:1-2.12-15.18-22
Mazmur: 102:16-18.19-21.29.22-23; R:17
Bacaan Injil: Mat.14:22-36
Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: ”Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: ”Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: ”Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: ”Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: ”Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun redalah. Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: ”Sesungguhnya Engkau Anak Allah.” Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Ketika Yesus dikenal oleh orang-orang di tempat itu, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah itu. Maka semua orang yang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah-Nya menjadi sembuh.
Renungan
Lagi-lagi para murid ada dalam persoalan, kali ini lebih serius dan menyangkut nyawa mereka. Di tengah gelombang dan angin kencang mereka sama sekali tidak bisa mengenal Yesus yang hadir dalam persoalan mereka. Malahan mereka menjadi semakin takut. Tokoh para murid diwakili oleh Petrus, yang diajak Yesus untuk masuk ke dalam misteri dan mengerti ”arti” kehadiran-Nya.
Dialog iman antara Petrus dan Yesus justru terjadi di tengah tiupan angin dan gelombang yang mengamuk. Petrus minta diyakinkan oleh Yesus: ”Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Petrus yang tadinya takut, ragu-ragu, menjadi mulai percaya. Yesus pun memenuhi permintaan Petrus. Tetapi, Petrus malahan jatuh lagi dalam keraguan yang membuat dia mulai tenggelam, dan Yesus menyelamatkan dia pada waktu yang tepat.
Kisah ini seperti cermin yang memantulkan perjalanan iman kita kepada Yesus. Keraguan, ketakutan, kesalahpahaman datang silih berganti. Malahan kita juga jatuh dan jatuh lagi pada keraguan meski kita sudah percaya. Kuncinya adalah kata-kata Yesus sendiri: ”Tenanglah Aku ini, jangan takut!”
Tuhan Yesus, peganglah tanganku ketika aku mulai ragu, jatuh, dan terhempas. Amin.