Pastor Anton Pareira OCarm rayakan 50 Tahun Membiara, ajarkan umat cara berdoa

3
7077

IMG_20160724_190903

“Tanggal 24 Juli 1966, saya ditahbiskan imam di Gereja Santo Yosef Maumere ini. Saya mau bersyukur atas rahmat berlimpah Tuhan yang diberikan selama 50 tahun ini bersama kalian, karena tugas imam adalah berada di tengah umat untuk melayani. Semakin banyak bersyukur semakin banyak rahmat berlimpah yang kita dapatkan dari Tuhan.”

Terbata-bata kalimat itu keluar dari mulut Pastor Berthold Anton Pareira OCarm, Karmelit pertama asal Maumere bahkan Flores dan Lembata, saat Misa bersama umat Paroki Katedral Santo Yosef Maumere, 24 Juli 2016, dengan tema ”…Aku datang bukan untuk memanggil orang benar tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Lukas 5:32).

Sebanyak 20 imam termasuk Uskup Emeritus Malang Mgr Fransiskus Hadisumarto OCarm merayakan Misa yang juga dihadiri Bupati Sikka Yosef Ansar Rera, Wabup Sikka Paolus Nong Susar dan Ketua DPRD Sikka Rafael Raga.

Dalam homili, putra kelahiran Maumere 77 tahun silam yang kini Guru Besar Ilmu Kitab Suci Perjanjian Lama di STFT Widya Sasana Malang itu, mengajak umat untuk menjadikan doa sebagai kebutuhan rohani setiap hari seperti kebutuhan makan minum. “Doa bergizi harus melihat Allah sebagai Bapa yang Maha Baik,” kata imam itu.

“Dalam doa selama ini, kita tidak tahu meminta bahkan kita tidak tahu apa yang kita butuhkan. Sabda Tuhan ‘mintalah maka kamu akan diberi’, tetapi kalau salah minta, kita tidak diberi apa-apa oleh Tuhan,” ujar Pastor Anton disambut gelak tawa umat.

Doa bergizi, jelas Pastor Anton, adalah doa yang berguna dan dapat mengubah diri sendiri dan mempengaruhi orang lain. “Kalau berdoa terus-menerus, tetapi tidak tahu bagaimana doa yang baik, dan tidak mengubah hidup manusia, berarti itu doa yang bukan diajarkan Tuhan,” tegas imam itu.

Pastor Anton lahir di Maumere, 13 Juni 1939. Semua sakramen inisiasi diterima di gereja itu. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Watublapi Maumere, dia masuk Seminari Menengah Santo Yohanes Berchmans Toda Belu, Mataloko, Bajawa dari tahun 1952-1959.

Setelah mengikuti pendidikan imamat di Seminari Tinggi Karmel di Batu Malang (1960-1966) dan Seminari Tinggi Karmel Pematang Siantar (1966-1967), Pastor Anton ditahbiskan imam tanggal 24 Juli 1966 di Gereja Santo Yosef Maumere, sebagai imam Karmelit pertama di Flores dan Lembata.

Setelah menempuh pendidikan di Institutum Biblicum, Roma, tahun 1971, dan di Gottingen, Jerman, tahun 1971-1972, Pastor Anton melanjutkan studi di Universitas Gregoriana, Roma. Ia pernah menjadi asisten dosen bidang Perjanjian Lama di Universitas Gregoriana sejak 1972 hingga 1975.

Juli 1975, Pastor Anton meraih gelar Doktor Teologi bidang Kitab Suci Perjanjian Lama dari Universitas Gregoriana dengan disertasi, “The Call to Conversion in Ezekiel, Exegesis and Biblical Theology” (1975) dengan predikat kelulusan Magna Cum Laude dan Medali Paus Paulus VI. Duta Besar RI untuk Vatikan Subagio Suryaningrat serta staffnya dan segenap imam asal Indonesia yang sedang belajar di Roma hadir saat imam itu mempertahankan disertasinya.

Sejak akhir tahun 1975 Pastor Anton menjadi dosen Pengantar dan Eksegese Perjanjian Lama, Pengantar Teologi dan Homelitik di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Widya Sasana Malang.

Tanggal 14 Maret 2007, Pastor Anton bersama Mgr Hendricus Pidyarto Gunawan OCarm, yang sekarang Uskup Malang, dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Mata kuliah Ilmu Kitab Suci Perjanjian Lama di STFT Widya Sasana Malang. Keduanya tercatat sebagai profesor-profesor pertama sekolah tinggi itu.

Pastor Anton juga pernah menjadi Dosen Tamu di STFK Ledalero Flores, STFT Fajar Timur Abepura, serta di Vietnam dan Timor Leste.(Yuven Fernandez)

IMG_20160724_191104

IMG_20160724_190655

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3 KOMENTAR

  1. Selamat Romo Pareira. Saya pribadi bangga dan bersyukur bisa mendapatkan kesempatan diajari oleh romo. Romo mengajar dari hati. Memberi yang terbaik dan dengan penuh semangat memelekkan mata hati dan budi kami yang abu-abu bahkan gelap tentang Kitab Suci/Sabda Tuhan. Apa yang dikatakan Pemazmur sungguh-sungguh hidup dalam diri romo, “Mazmur 71:17-18 Ya Allah, Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang aku memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib; juga sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku, supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini, keperkasaan-Mu kepada semua orang yang akan datang”. Doakan kami selalu romo, doa kami juga ada untuk romo.

  2. Romo Pareira yang terkasih, selamat berbahagia, sungguh saya bangga memiliki Romo yang sangat peduli akan calon imam. Semoga Romo tetap sehat dan panjang umur sehingga dapat membimbing calon imam dan mahasiswa demi Gereja dan masyarakat.

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here