Home VATIKAN Paus Fransiskus rayakan Pesta Santa Agnes dengan memberkati domba

Paus Fransiskus rayakan Pesta Santa Agnes dengan memberkati domba

0

Presentation_of_the_lambs_blessed_by_Pope_Francis_on_the_feast_of_St_Agnes_Jan_21_2016_Credit_LOsservatore_Romano_CNA_1_21_16

Paus Fransiskus merayakan Pesta Santa Agnes, Perawan dan Martir, pada hari Kamis, 21 Januari 2016, dengan kebiasaan memberkati domba-domba yang masih kecil. Wol dari domba-domba itu akan digunakan untuk membuat pallium atau stola yang dikenakan oleh uskup agung metropolitan sebagai tanda persatuan mereka dengan Gereja Roma.

Dua ekor domba kecil, yang secara tradisional berusia kurang dari setahun usianya, ditempatkan dalam keranjang dan dibawa ke kapel Urban VIII di Istana Apostolik Vatikan, di tempat itu domba-domba itu menerima berkat dari Bapa Suci.

Santa Agnes, yang namanya berarti “domba” dalam bahasa Latin, adalah seorang gadis muda saat mempersembahkan keperawanannya kepada Allah. Meskipun cerita kemartirannya bervariasi, tradisi menyatakan bahwa gadis muda yang cantik itu dikejar-kejar oleh berbagai orang, yang ditolaknya demi janjinya kepada Allah.

Merasa tersinggung, orang-orang ini kemudian menyerahkannya ke penguasa Romawi, dengan menyatakan bahwa dia seorang Kristen. Pada usia 12 atau 13 tahun dia dihukum mati dengan pedang setelah menolak menyerahkan keperawanannya atau mengkhianati imannya.

Orang kudus yang masih muda itu dimakamkan di basilika yang menggunakan namanya, yang terletak di Via Nomentana Roma. Karena ia disebutkan di dalam Kanon Romawi, kaitannya dengan pallium merupakan simbol penting kesatuan dengan penerus Santo Petrus.

Dalam pemberkatan domba-domba kecil itu, seekor domba mengenakan mahkota putih yang melambangkan kemurnian orang kudus itu, dan domba lainnya mengenakan mahkota merah, simbol kemartirannya.

Santa Agnes biasanya digambarkan sedang membawa domba kecil di pelukannya, dan dia adalah santa pelindung anak-anak gadis, pasangan-pasangan yang sedang bertunangan, dan para korban kekerasan seksual.

Ketika domba dicukur di musim panas, para suster akan mengumpulkan wol-wolnya dan menggunakannya untuk menenun pallium, yakni stola putih dengan enam salib hitam yang dikenakan oleh uskup agung guna menunjukkan persatuan mereka dengan Paus dan otoritas apostolik mereka. Pakaian kegerejaan itu sudah digunakan setidaknya di abad kelima.

Pallium-pallium yang sudah ditenun akan disimpan dalam sebuah guci di makam Santo Petrus sampai Hari Raya Santo Petrus dan Santo Paulus. Di saat itu, pallium-pallium itu akan diberikan kepada para uskup agung yang baru diangkat di tahun yang lalu. (pcp berdasarkan CNA/EWTN News)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version