Home MANCANEGARA Bagi banyak orang, mengatakan “Saya orang Kristen” berarti kematian

Bagi banyak orang, mengatakan “Saya orang Kristen” berarti kematian

0

I am Christian means death for many

Dalam banyak masyarakat saat ini, ucapan kalimat sederhana, “Saya orang Kristen,” adalah kejahatan yang patut dihukum mati. Penganiayaan ini begitu luas tersebar sehingga Paus Fransiskus menyebutnya sebagai “perang dunia ketiga, yang dilaksanakan sedikit demi sedikit … sebuah bentuk genosida.”

Bapa Suci berbicara terutama tentang banyak orang yang saat ini sekarat karena mempertahankan iman mereka. Masih lebih banyak umat Kristen yang hidup dalam bahaya terus-menerus. Menurut perkiraan yang dapat dipercaya, lebih dari 200 juta orang Kristen di 60 negara di seluruh dunia menghadapi beberapa bentuk pelarangan dalam menjalankan iman mereka.

Penganiayaan terjadi saat ini dalam skala besar, dan pelakunya berasal dari mana-mana di dunia. Motivasi mereka berasal dari berbagai ideologi, dari komunisme yang materialistik hingga Islam radikal. Mereka menuduh umat Kristen melakukan kejahatan-kejahatan seperti hasutan dan penghujatan.

Penganiayaan sedang berlangsung di Irak, Suriah, Pakistan, India, Cina, Nigeria, Sudan, Korea Utara, dan banyak negara lain. Ini terjadi di depan mata. Kadang-kadang para penganiaya berani mem-posting rekaman video berisi eksekusi umat Kristen di media sosial.

Namun hal itu hampir tidak terlihat di saluran-saluran media utama, hanya sedikit diperhatikan oleh para diplomat dan kepala-kepala negara. Kenyataannya, itu dianggap sebagai gangguan politik. Dikatakan, para martir Kristen terlalu religius untuk merangsang kepentingan kelompok kiri Amerika dan terlalu asing untuk membangkitkan kepentingan kelompok kanan. Maka, para martir dibiarkan berjuang sendiri, dibiarkan menderita sendirian. Kebenaran itu bisa terlihat dalam pengamatan penyair WH Auden: “bahkan kemartiran yang mengerikan harus menjalankan sendiri proses (kemartirannya)/dan di sebuah sudut, nampak dibiarkan.”

Teks di atas diambil dari kata pendahuluan buku terbaru Kardinal Wuerl, “Untuk Para Martir: Sebuah Refleksi Kristen tentang Saksi Agung” (Steubenville, Ohio, Emmaus Road, 2015, 135 halaman, US $ 22,95) dengan kata pengantar oleh Carl A. Anderson, Ksatria Agung dari Knights of Columbus.

Kardinal Donald Wuerl adalah Uskup Agung Washington, DC, di Amerika Serikat. Keuskupan Agung Washington memiliki lebih 620.000 umat Katolik yang tinggal di Washington dan lima wilayah Maryland: Calvert, Charles, Montgomery, Prince George dan St. Mary.(pcp berdasarkan Radio Vatikan)

Uskup Agung Washington Kardinal Donald Wuerl dan Paus Fransiskus, Foto Reuters

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version