Paus Fransiskus: Kebaikan selalu menang, meskipun terkadang tersembunyi

1
3056

banners-31-DIC-TE-DEUM-EN

“Betapa berartinya berkumpul bersama memberikan pujian kepada Tuhan di akhir tahun!” Itulah kata-kata Paus Fransiskus saat ia merayakan Doa Vesper Pertama untuk Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah di Basilika Santo Petrus pada Kamis malam, 31 Desember 2015.

Dan terdengarlah lagu Te Deum, madah atau kidung pujian dan syukur Gereja, lapor Christopher Wells’ dari Radio Vatikan.  Te Deum adalah judul lagu yang diambil dari kalimat pertama dari lagu berbahasa Latin itu, Te Deum laudamus yang berarti Engkau Allah yang kami puji. “Banyak kali Gereja merasakan sukacita dan kewajiban mengangkat kidung kepada Allah dengan kata-kata pujian ini,” kata Paus dalam kotbahnya.

Secara khusus, kata-kata terakhir dari kidung rohani itu – “Biarkan kerahiman-Mu, ya Tuhan, turun atas kami, karena kita berharap kepada-Mu” – memiliki resonansi khusus dalam Yubileum Tahun Kerahiman ini.

Te Deum, lanjut Paus, juga membantu kita melihat karya-karya Allah dalam sejarah dan dalam kehidupan kita sendiri, serta memberi kepada kita harapan untuk tahun baru di depan kita.

Hari ini, kata Paus Fransiskus, “mata kita perlu fokus pada tanda-tanda tertentu yang Tuhan berikan kepada kita, untuk melihat dari dekat cinta-Nya yang penuh belas kasihan.” Bapa Suci mengingatkan adegan-adegan kekerasan dan kematian yang menandai tahun sebelumnya, penderitaan tak terhingga dari sekian banyak orang yang tak bersalah, nasib para pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, para tunawisma, dan orang-orang yang kelaparan.

Paus juga mencatat banyak tindakan kebaikan, cinta, dan solidaritas yang sering luput dari perhatian, namun seharusnya tidak dikaburkan oleh “arogansi jahat.” Paus lalu menegaskan, “Yang baik selalu menang, meskipun terkadang kurang nampak dan tersembunyi.”

Paus Fransiskus mengakhiri kotbahnya dengan beberapa kata untuk umat Gereja lokal Roma. Paus mengajak orang-orang Roma untuk “melampaui kesulitan saat ini,” dan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menjadi “juru bahasa istimewa untuk iman, penyambutan, persaudaraan, dan perdamaian.” (pcp berdasarkan Radio Vatikan)

 

1 komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here