Home RENUNGAN Minggu, 13 Desember 2015

Minggu, 13 Desember 2015

0

 Santa-Lusia-Perawan-dan-Martir-702x336

PEKAN ADVEN III (U)

Santa Lusia, Perawan Martir;

Santa Odilla

Bacaan I: Zef. 3:14-18a

Mazmur: Yes. 12:2-3.4bcd.5-6; R: 6

Bacaan II: Flp. 4:4-7

Bacaan Injil: Luk. 3:10-18

Ketika Yohanes Pembaptis mewartakan pertobatan, orang banyak bertanya kepadanya: ”Jika demikian, apakah yang harus kami perbuat?” Jawabnya: ”Barang siapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barang siapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.” Ada datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya: ”Guru, apakah yang harus kami perbuat?” Jawabnya: ”Jangan menagih lebih banyak daripada yang telah ditentukan bagimu.” Dan prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: ”Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes kepada mereka: ”Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.” Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias, Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: ”Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan Injil kepada orang banyak.

Renungan

Ajakan gembira yang dikemukakan Nabi Zefanya dalam bacaan pertama didasari bahwa hidup mereka diperbarui berdasarkan pembaruan janji setia kepada Yahweh mereka. Kegembiraan ini merujuk pada kepeduliaan Yahweh dalam situasi hidup yang sulit. Gagasan kegembiraan ini agaknya dipertegas kembali oleh Rasul Paulus. Allah yang menghadirkan kemuliaan-Nya dalam hidup manusia ternyata adalah Allah yang amat dekat dengan situasi kemanusiaan kita. Inilah dasar dari kegembiraan itu. Allah berkarya dalam hidup persekutuan umat-Nya. Ia hadir dan dekat dengan hidup manusia. Kedekatan Allah dalam hidup kita menyata dalam pribadi Yesus Kristus yang ditunjuk oleh Yohanes Pembaptis.

Yesus menjadi sumber kegembiraan hadir dan ambil bagian dalam hidup manusia. Ia sendiri adalah pemenuhan janji-janji warta gembira. Agar mampu menyapa Allah, menerima kehadiran-Nya dalam hidup, dan mencintai-Nya, kita diundang untuk terlebih dahulu membersihkan diri dalam semangat pertobatan.

Tuhan, betapa jarang aku mengakui dan menyesali dosa-dosaku. Bantulah aku untuk melakukan pertobatan agar layak menerima kehadiran-Mu yang menyelamatkan. Amin. 

 

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version