Ketika masih kecil, Pastor Paskalis Tejo Wibowo Pr memelihara tiga ekor ikan yang masing-masing mempunyai nama, Tongtong, Tingting dan Teong. “Saya masih ingat, dalam buku harian saya ditulis, ketika Teong mati rasanya sedih banget,” kata Pastor Tejo seraya mengatakan bahwa dengan memberi nama pada ikan-ikan itu, hewan-hewan itu menjadi miliknya.
Hal yang sama juga dilakukan Pastor Tejo saat ini di Pastoran Bongsari, Semarang. Anjing-anjing yang dipelihara di pastoran diberi nama. “Yang memberi nama adalah yang memiliki,” kata imam itu dalam Ekaristi peringatan Santo Fransiskus Assisi di Gereja Paroki Santa Theresia Bongsari, Semarang, 4 Oktober 2014. Santo Fransiskus Assisi sangat mencintai binatang.
“Manusia diciptakan dan diserahi alam semesta oleh Allah untuk memiliki dengan memberi nama. Memberi nama adalah tanggapan, memberi nama adalah gambaran, bahwa manusia memiliki dari Allah untuk menjaga dan memelihara serta merawat, bukan menguasai untuk dimanfaatkan bagi diri sendiri,” kata imam itu.
Juga dikatakan, “Spiritualitas memiliki adalah spiritualitas memelihara, merawat dan menjaga. Berbeda dengan spiritualitas penguasaan. Kitab Suci tidak menunjukkan bahwa Allah memberikan (ciptaan) untuk dikuasai,” kata Pastor Tejo seraya menambahkan bahwa Allah ingin melihat bagaimana manusia menamainya dan memiliki atas peliharaan itu.
Imam itu juga menceritakan tentang Allah yang menciptakan wanita lalu dibawa kepada Adam yang kemudian menamai wanita itu, Hawa. Dengan memberi nama, berarti merasa wanita itu adalah bagiannya, bahkan menjadi penolongnya yang sepadan.
“Martabat luhur wanita ditampakkan dengan menjadi penolong yang sepadan, menempatkan dia dan menyadari bahwa saya sebagai laki-laki punya titik lemah, maka saya butuh penolong. Wanita juga sadar, penolong bukan berarti lebih, maka dikatakan penolong yang sepadan, yang saling membantu dan saling melengkapi,” kata imam itu seraya menegaskan tidak ada lagi celah bagi suami atau istri untuk mementingkan diri sendiri.
Usai perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan prosesi pemberkatan hewan-hewan peliharaan di depan gereja yang dilakukan oleh Pastor Romualdus Maryono SJ. Umat membawa peliharaan mereka seperti anjing, kucing, ular, kura-kura, burung, iguana, dan berbagai hewan lainnya.
“Santo Fransiskus Assisi menyebutnya sebagai saudara, karena meskipun ini makhluk berbeda dengan kita, tetapi sama-sama berasal dari Tuhan. Dan Anda sekalian, juga merasakan bahwa kehadiran mereka ini merupakan berkat bagi kita semua,” kata Pastor Maryono yang kemudian memerciki hewan-hewan itu satu demi satu dengan air yang telah diberkati. (Lukas Awi Tristanto)