Maria mempunyai cinta, peduli, penuh belas kasih kepada sesama. Kisah pesta nikah di Kanaan sebagai suatu tanda bahwa ia setia dan membantu sesama, sehingga dalam pesta itu Yesus melakukan mujizat yang paling pertama, yakni mengubah air menjadi anggur.
Pastor rekan di Paroki Bellarminus, Cililitan, Jakarta, Pastor Jost Kokoh Prihatanto Pr, yang pernah menjadi Moderator Kerahiman Ilahi Surakarta, berbicara dalam seminar sehari tentang “Maria our Mother” di Gedung Karya Pastoral Paroki Santo Laurensius Alam Suster, Tangerang Selatan, 4 Oktober 2015.
“Bunda Maria mengingatkan kita, para pengikutnya, untuk melakukan apa yang akan diperintahkan Yesus,” kata Pastor Jost Kokoh seraya mendorong sekitar 400 peserta dari 12 paroki di Dekanat Tangerang untuk belajar mengenal Bunda sebagai sumber cinta dan dijadikannya sebagai teladan hidup.
Imam itu menegaskan bahwa Maria adalah Bunda Yesus dan bunda seluruh umat yang percaya kepada Tuhan Yesus. “Maria adalah sosok yang penuh cinta, kesederhaan, dan ketulusan, yang dipersiapkan oleh Allah untuk menjadi sarana perwujudan kasih Allah bagi manusia. Lewat Maria, Allah menyatakan cinta-Nya yang tulus dengan menghadirkan putera-Nya yang tunggal menjadi penebus dosa umat manusia.”
Juga dikatakan bahwa Maria adalah sosok pembawa damai sejahtera. “Bunda Maria adalah pembawa damai, murah hati, dan tidak menyakiti siapa pun,” kata imam itu.
Sayang sekali banyak pengikut Yesus mengalami sakit kudis atau kurang disiplin mengikuti Ekaristi Kudus di gereja, kuper atau kurang percaya, serta kuman atau kurang beriman. Namun, imam itu yakin, kalau umat Katolik banyak membaca dan mengetahui pribadi Bunda Maria mereka akan menjadikannya model dalam mereka kehidupan sehari-hari.
Menjawab pertanyaan peserta tentang semangat Bunda Maria dan Santa Faustina, imam itu mengatakan bahwa keduanya memiliki kesamaan dalam beriman yakni mempunyai kesetiaan dan selalu menjalin relasi dengan Tuhan.
“Walaupun Santa Faustina hanya pembantu rumah tangga yang sederhana dan lulusan sekolah dasar, tetapi ia memiliki semangat iman menggelora, selalu mewartakan kebaikan Allah,” jelas imam itu. Bunda Maria, lanjutnya, selalu setia kepada Tuhan. “Dia berpasrah dan selalu menyimpan pengalamannya dalam hati, dan menanggapinya dengan cara melayani sesama, peka dan peduli terhadap orang lain.”
Kepala Paroki Santo Laurensius Alam Sutera, Pastor Yohanes Hadi Suryono Pr berharap agar melalui seminar tentang Kerahiman Ilahi ini, iman umat semakin bertumbuh dalam kehidupan menggereja. “Iman bukan hanya pergi ke gereja, tapi diwujudkan dalam kehidupan nyata setiap hari,” kata imam itu.
Seminar ini digagas oleh tim Kerahiman Ilahi Dekenat Tangerang untuk menyambut Tahun Yubileum Kerahiman (8 Desember 2015-20 November 2016). Menurut ketua panitia, Johanes Edy, selain untuk mengisi kegiatan Bulan Rosario, kegiatan itu bertujuan untuk mengenal lebih mendalam tentang sosok Bunda Maria dan Santa Faustina yang sangat dikenal dengan Doa Devosi Kerahiman Ilahi. (Konradus R Mangu)