Pen@ Katolik

Rabu, 7 Oktober 2015

7-Okt-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XXVII (H)

Peringatan Wajib Santa Perawan Maria, Ratu Rosario (P)

Bacaan I: Yun. 4:1-11/Kis. 1:12-14

Mazmur: 86:3-6.9-10; R:15b

Bacaan Injil: Luk. 11:1-4/Luk.1:26-38

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: ”Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” Jawab Yesus kepada mereka: ”Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”

Renungan

Salah satu hal yang paling membahagiakan dalam hidup kita adalah pengalaman diampuni. Saling memaafkan membuat relasi semakin akrab dan, belajar dari kesalahan, orang membangun hidup dan kinerja yang semakin baik.

Kita dapat memaklumi jika Yesus mengajarkan hal saling mengampuni sebagai salah satu hal pokok dalam ajaran-Nya tentang hal berdoa sebagaimana dimintakan oleh para murid-Nya. Para murid diajarkan-Nya untuk senantiasa memohonkan pengampunan atas salah dan dosa mereka di hadapan Allah dan belajar juga untuk tahu mengampuni orang yang melakukan kesalahan kepada mereka. Mengapa kita boleh meminta pengampunan pada Allah? Kepada orang-orang Niniwe Allah memperlihatkan kasih dan sayang-Nya dengan mengampuni dosa dan pelanggaran mereka dan membatalkan rencana untuk menghancurkan kota itu beserta semua penghuninya. Allah akan menyayangi umat-Nya yang melakukan kehendak-Nya, yang bertobat dari cara hidup yang tidak berkenan kepada-Nya. Jika kita bisa merasa bahagia karena diampuni Allah, bukanlah kita juga membahagiakan orang ketika kita mengampuni mereka?

Hari ini kita juga memperingati SP Maria, Ratu Rosario. Peringatan wajib ini tidak lepas dari sebuah peristiwa ajaib yang terjadi dalam perang salib, dimana harapan akan pertolongan Tuhan melalui doa rosario yang dipanjatkan Gereja sedunia di bawah komando Paus Pius V, terkabulkan. Ketika itu, pasukan Kristen di bawah pimpinan Don Johanes dari Austria berhasil memukul mundur pasukan Turki (Islam) di Lepanto, 7 Oktober 1571. Inilah hari kemenangan rosario. Kita percaya bahwa doa rosario yang kita panjatkan dalam persatuan dengan Bunda Maria mempunyai kekuatan dahsyat untuk mengubah hidup kita dan membuat Allah tidak bisa menahan rahmat-Nya memenuhi kita. Betapa tidak, karena setiap kali mendaraskan doa rosario itu, kita mengucapkan dua ‘doa ajaib’, yang diwariskan Tuhan sendiri bagi kita, yakni ‘Bapa Kami’ dan ‘Salam Maria’.

Tuhan, terima kasih atas doa yang Kauwariskan bagi umat yang percaya kepada-Mu. Semoga aku selalu bertekun dalam doa dan semakin menghayati makna setiap doa yang kupanjatkan dengan penuh iman. Amin.