BIR Tangerang jalin persatuan dan komunikasi, teguhkan iman lewat porseni

0
2649

DSCN1641[1]

Lebih dari 400 orang putra-putri anggota BIR (Bina Iman Remaja) utusan dari 10 paroki, dari 12 paroki yang ada di Dekanat Tangerang, bertarung merebut kejuaraan dalam pertandingan futsal, basket, bola voli, dan lomba vokal grup dan atraksi musik.

Pertandingan dan lomba itu, menurut Moderator Bina Iman Remaja (BIR) Dekanat Tangerang, Pastor Anton Baur Pr adalah bagian dari upaya untuk selalu menghadirkan suka cita dan kegembiraan dalam temu BIR se-Dekanat Tangerang, khususnya “untuk terus-menerus menumbuhkan persahabatan antaranggota BIR agar terjalin komunikasi dan persatuan yang semakin meneguhkan iman kepada Tuhan Yesus.

Kepala Paroki Santa Maria Regina Bintaro itu berbicara dalam homili Perayaan Ekaristi di aula Sekolah Tarakanita, Gading Serpong, Tangerang, 30 Agustus 2015, untuk membuka Porseni BIR Se-Dekanat Tangerang dengan tema “Catholic  Youth Carnival 2015.”

Selain itu, Pastor Anton Baur berharap agar dengan Catholic Youth Carnival 2015 iman anggota BIR semakin ditumbuhkan, mereka saling mengenal, dan kelak mereka menjadi  ‘garam dan terang’‘ bagi seluruh masyarakat di mana peserta BIR itu berada.

Sama dengan Pastor Anton Baur, Kepala Paroki Santo Laurentius Alam Sutera Tangerang Pastor Yohanes Hadi Suryono Pr berharap agar remaja-remaja Katolik kelak menjadi ‘garam dan terang’ bagi seluruh masyarakat. “Kegiatan sehari ini adalah jawaban atas kerinduan remaja Katolik yang selama ini mengharapkan kebersamaan seperti itu,” kata Pastor Hadi Suryono.

Vega Sawitri, salah satu anggota panitia sependapat. Bahkan dia percaya bahwa melalui kegiatan itu peserta tidak hanya mengenal teman dalam satu lingkungan, wilayah, dan parokinya melainkan sebanyak-banyaknya dari paroki-paroki lain. Menyesali kevakuman BIR dalam tiga tahun terakhir, dia berharap porseni 2015 ini menjadi kesempatan saling bertukar pikiran guna memperkuat iman dalam kebersamaan antarpeserta maupun antarpembina.

Sebagai pengajar BIR lingkungan, wilayah dan paroki, Vega mengakui saat ini remaja Katolik harus mendapat pendampingan, karena perkembangan teknologi sangat mempengaruhi keinginan kaum muda saat ini. “Sebut saja perkembangan gajet, telepon seluler, dan internet yang melahirkan anak-anak egois, kurang peduli, materialisme, kata Vega seraya berharap agar orangtua memberikan perhatian terhadap putera-puterinya.

Menurut Vega, keberhasilan pendampingan BIR menuntut seorang pendamping masuk dalam dunia remaja Katolik dan keluar melalui pintu seorang pembina. Artinya “seorang pembina perlu bersama dalam mengajak kaum remaja, bergabung dalam dunianya, kemudian memberikan nilai-nilai positif sehingga jangan sampai remaja jatuh dalam godaan yang membuat masa depannya suram.” (Konradus R

DSCN1644[1]Mangu)

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here