Home RENUNGAN Kamis, 6 Juli 2015

Kamis, 6 Juli 2015

0

6-Agsts-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XVIII (H)
Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya; (P)  Santo Hermanus

Bacaan I: 7:9-10.13-14

Mazmur: 97:1-2.5-6.9;R:1a.9a

Bacaan II: 2Ptr. 1:16-19

Bacaan Injil: Mrk. 9:2-10

Sekali peristiwa,  Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: ”Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: ”Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.” Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorang pun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan ”bangkit dari antara orang mati.”

Renungan

Ada seorang yang kurang mampu, tetapi ingin tampak kaya. Gayanya selangit, kadang terkesan norak. Muka di-make-up cerah, pakai banyak gelang emas (entahlah asli?), anting-anting besar, dan tas bermerek terkenal (tampak palsu). Pikirnya, dengan begitu dia punya harga diri lebih. Sebaliknya, ada juga orang kaya yang rendah hati. Walau banyak harta, dia tidak memamerkannya. Semua orang tahu, sebenarnya dia kaya dan baik hati.

Berubah diri memang perlu, tapi tentu ke arah positif. Yesus juga berubah diri. Dia yang Allah mulia di surga menjadi manusia sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Di depan tiga  murid-Nya (Petrus, Yakobus, dan Yohanes), Yesus menampakkan kemuliaan-Nya. Mereka terpana dan ingin tetap di atas gunung menikmati kebahagiaan itu. Tapi Yesus mengajak mereka turun gunung, masuk dalam hidup sehari-hari. Satu-satunya yang dikehendaki Allah adalah mendengarkan Yesus, Putra-Nya. Inilah transformasi diri yang diinginkan Allah juga dari kita: mendengarkan Yesus!

Kerapkali kita sulit mendengarkan Yesus. Kita lebih mudah mendengarkan diri sendiri. Kita mau mendengarkan Allah hanya kalau itu cocok dengan kemauan kita. Kita perlu berubah, mentransformasi diri. Kita tidak boleh menampakkan kemuliaan diri, tetapi kemuliaan Allah; mendengarkan Allah, dan bukan mendengarkan ego sendiri.

Ya Tuhan, tolonglah aku untuk mampu mendengarkan Dikau, sehingga aku pun ber­kenan kepada-Mu. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version