PEKAN BIASA XII (H)
Santo Paulinus dari Nola; Santo Thomas Moore;
Santa Yulia Billiart; Santo Albanus; Santo Yohanes Fischer
Bacaan I: Kej. 12:1-9
Mazmur: 33:12-13.18-19.20.22; R: 12b
Bacaan Injil: Mat. 7:1-5
Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda: ”Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Renungan
Pada umumnya, ketika orang bepergian keluar negeri, dia terlebih dahulu mencari informasi tentang negara yang akan dimasukinya. Dengan demikian, dia memperoleh sedikit pengetahuan tentang negara itu sehingga dia tidak merasa asing. Tetapi tidak demikian halnya dengan Abraham dalam bacaan pertama hari ini. Dia diperintahkan oleh Yahweh untuk pergi ke suatu tempat yang tidak diketahuinya. Perintah ini sesungguhnya sangat berat karena dia harus meninggalkan orang-orang yang dikasihinya, lingkungan, bahasa, dan kebudayaan ke suatu tempat yang akan ditunjukkan Yahweh kepadanya. Akan seperti apakah tempat baru itu, dia tidak mempunyai bayangan.
Satu-satunya jaminan Abraham adalah janji Yahweh bahwa dia akan menjadi bangsa yang besar. Guna percaya pada janji seperti itu dibutuhkan iman yang mendalam. Abraham memang dikenal sebagai tokoh iman dalam Perjanjian Lama sebagaimana halnya Maria di dalam Perjanjian Baru. Beriman berarti percaya kepada Allah dan menggantungkan seluruh kehidupan kita kepada Allah sebagai Penyelenggara Ilahi. Beriman bukan cuma mengakui sejumlah kebenaran di dalam doa Aku Percaya. Tetapi beriman adalah menyerahkan hidup kita kepada Allah Penjamin kehidupan. Hanya kepada dia kita menyerahkan hidup kita. Hanya janji dan Firman-Nyalah yang menjadi tolak ukur dan jaminan keselamatan kita.
Tuhan, kuatkanlah imanku! Hanya kepada-Mu aku berlindung. Engkaulah benteng hidupku dan kubu pertahananku. Amin.