Pada akhir hari pertama perjalanan dua hari di Torino, sebuah kota perindustrian, termasuk pusat bisnis dan kebudayaan di bagian barat laut Italia, Paus Fransiskus bertemu dengan puluhan ribu kaum muda di alun-alun kota, Piazza Vittorio.
Paus Fransiskus berbicara “dari hati” kepada kaum muda selama lebih dari setengah jam, dengan mengesampingkan sambutan yang disiapkan. Namun Paus berjanji akan kemudian mempublikasikan sambutan itu.
Paus menanggapi pertanyaan dari tiga orang muda tentang topik cinta, kehidupan, dan persahabatan.
Cinta itu konkret, kata Paus, dan cinta lebih nampak dalam tindakan daripada dalam kata-kata. Cinta selalu berkomunikasi sendiri. “Cinta sangat menghormati orang, cinta tidak menggunakan orang, maka cinta itu suci,” kata Paus.
Bapa Suci juga menanggapi pertanyaan tentang kekecewaan dalam hidup. “Ada begitu banyak kejahatan di dunia. Apa yang bisa kita harapkan dari kehidupan, misalnya, di dunia di mana ada begitu banyak peperangan?” tanya Paus Fransiskus merujuk perang yang terus berlangsung di Eropa, di Afrika, dan di Timur Tengah.
Paus juga merujuk kekerasan historis seperti tragedi besar di Armenia di awal abad ini, juga shoah atau pembantaian terhadap sekitar enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, dan gulag atau kamp kerja paksa pada masa pemerintahan Uni Soviet. Sangat mudah tumbuh kekecewaan terhadap kehidupan, kata Paus, bahkan sekarang ini kita hidup dalam “budaya sampah.”
Menghadapi kejahatan-kejahatan seperti itu, tanya Paus, bagaimana kita bisa menjalani hidup yang tidak mengecewakan? “Kita harus meneruskan proyek-proyek pembangunan kita, dan kehidupan ini tidak mengecewakan,” kata Paus. “Kita harus saling membantu.” Dan untuk melakukan hal ini, Paus Fransiskus mengatakan kepada kaum muda bahwa mereka harus melawan arus, mereka harus berani dan kreatif. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)
achei demais seu design! qual você usa aqui? possuo um blog que falo sobre o mesmo materia,
quem queiser olhar..