Home RENUNGAN Kamis, 18 Juni 2015

Kamis, 18 Juni 2015

0

18-Juni-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XI (H)
Santo Leontinus, Santo Hipatius dan Santo Teodulus

Bacaan I: 2Kor. 11:1-11

Mazmur: 111:1-2.3-4.7-8; R:7a

Bacaan Injil: Mat. 6:7-15

Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda: ”Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.] Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”

Renungan

Melalui doa Bapa Kami, Yesus mau mengajarkan para murid-Nya bagaimana mereka harus berdoa. Dalam doa tersebut, tiga permohonan pertama berkaitan dengan Tuhan, yakni dimuliakanlah Nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, dan jadilah kehendak-Mu. Baru sesudah itu ada permohonan yang berhubungan dengan kebutuhan manusia, yakni memohon rezeki dan pengampunan atas kesalahan serta diluputkan dari pencobaan. Hal ini berarti bahwa dalam doa, Tuhan mesti mendapat tempat utama. Apabila Tuhan diberi tempat yang layak, maka Dia juga akan memperhatikan kepentingan kita.

Dengan bercermin pada doa Yesus ini, bagaimanakah praktik kita berdoa? Barangkali tidak jarang terjadi bahwa kita berdoa supaya Tuhan tunduk pada kehendak kita. Kita mungkin ‘memaksa’ Allah mengikuti kehendak kita dengan menggunakan bermacam-macam cara. Pada hal sesungguhnya doa yang benar adalah doa yang memasrahkan diri kepada kehendak Tuhan. Kita boleh menyatakan keinginan kita kepada Tuhan, tetapi pada akhirnya kita hendaknya menyerahkan diri kepada kehendak Ilahi.

Tuhan, kuatkanlah aku agar berdoa secara benar dan mampu menerima apa pun yang terjadi dalam hidupku, baik suka maupun duka. Semoga aku senantiasa mencari kehendak-Mu dalam setiap peristiwa hidupku. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version