Home RENUNGAN Sabtu, 14 Maret 2015

Sabtu, 14 Maret 2015

0

 

PEKAN PRAPASKAH III (U)

Santa Matilda; Santa Louisa de Marillac

Bacaan I: Hos. 6:1-6

Mazmur: 51: 3-4,18-19,20-21b; R: Hos 6:6

Bacaan Injil: Lukas 18:9-14

Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.  Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Renungan

Allah itu seperti orangtua kita. Ia mendidik kita dengan memukul dan memelihara kita dengan kasih. Jika kita hanya menganggap Tuhan sebagai hakim saja, maka kita akan terus dihantui perasaan berdosa dan tidak layak. Semakin kita mengenal-Nya, semakin kita merasa damai.  Mengenal Tuhan berarti menyadari apa saja yang kita terima dari Tuhan dan menyukurinya. Ketika hati kita bersyukur, maka kita akan merasakan kasih setia Tuhan, bukan hanya percaya tanpa dasar atau pasrah tanpa alasan. Kita sering merasa sudah dekat dengan Tuhan ketika kita sibuk dengan banyak pelayanan di Gereja. Akan tetapi apakah itu dapat membuat kita lebih dekat kepada-Nya?

Jika kita mengenalnya, maka kita juga mengerti kasih setia-Nya. Kasih setia itu berarti mengerti bahwa kasih Allah untuk semua orang, juga untuk mereka yang berdosa dan dianggap berdosa oleh banyak orang.  Jika kita suka mengangap rendah orang lain, kita seolah-olah lebih baik, padahal kita juga orang berdosa. Kita juga tidak sempurna di hadapan Tuhan. Kalau kita ingin dibenarkan oleh Tuhan, maka pikiran dan sikap rendah hati yang harus kita lakukan. Tuhan menginginkan kita menciptakan suasana damai dengan semua orang.

Semoga kita dimampukan Tuhan hari ini untuk memulai sesuatu yang baik, pikiran positif dan semangat membangun suasana damai.

Ya Allah, bantulah aku menciptakan suasana damai, tanpa prasangka buruk supaya persembahan hidupku menjadi utuh dan berkenan di hatimu. Amin.

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version