Home MANCANEGARA Dalam sejarah acara kepausan, kerumunan terbesar terjadi di Filipina

Dalam sejarah acara kepausan, kerumunan terbesar terjadi di Filipina

0

Paus kembali ke Vatikan

Paus Fransiskus telah tiba kembali di Roma di akhir perjalanan seminggu ke Asia, perjalanan yang membawanya pertama ke Sri Lanka dan kemudian ke Filipina. Ia tiba di Bandara Ciampino Roma di hari Senin malam dan kemudian melakukan kunjungan singkat ke Basilika Santa Maria Maggiore sebelum kembali ke Vatikan.

Pesawat kepausan lepas landas dari bandara Manila untuk penerbangan hampir 15 jam tanggal 19 Januari 2015 subuh, saat ratusan ribu orang Filipina berbaris di jalan-jalan ibukota itu untuk sekilas akhir melihat Paus.

Dalam kunjungan tiga hari ke negara Katolik terbesar di Asia itu, Paus Fransiskus merebut hati warga Filipina saat mengunjungi Tacloban dan Palo untuk memberikan kata-kata penghiburan bagi para korban Topan Haiyan di tahun 2013. Meskipun cuaca buruk, lebih dari 6 juga orang keluar rumah, sebagian besar dengan jas hujan untuk menghadiri Misa terakhir Paus di kawasan Taman Luneta tanggal 18 Januari 2014. Itulah kerumunan terbesar dalam sejarah acara kepausan.

Pada konferensi pers setelah keberangkatan Paus, Uskup Agung Manila, Kardinal Luis Antonio Tagle mengatakan bahwa semua orang di Filipina “saat ini penuh rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan” atas untuk perjalanan itu, dan mereka “ditantang” oleh Paus Fransiskus untuk menghadapi masalah-masalah seperti ketimpangan di negeri itu.

Dalam konferensi pers di Manila itu Kardinal Tagle mengatakan: “Imam, kaum religius, umat awam, kita semua mendapat pesan yang jelas … Kami akan meminta semua orang untuk menempatkan pesan ini dalam tindakan.”

Kardinal itu menambahkan bahwa pesan paus tentang menjembatani kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin itu “bukan hanya untuk orang Kristiani tetapi untuk semua orang.”

Kardinal Tagle juga mengatakan bahwa Paus Fransiskus menantang budaya untuk tidak begitu saja menerima setiap hal yang baru. “Saya kira Bapa Suci juga mengundang kita untuk cerdas dan kritis.”

“Tidak semua yang baru pasti baik. Di sini saya kira spiritualitas Kristen tentang discerment atau membedakan yang baik dan buruk bisa berguna,” lanjut Kardinal. “Bagaimana kita mencelupkan diri kita dalam Sabda Allah, dalam doa, dalam ajaran-ajaran Gereja, dan dengan sumber yang daya itu bagaimana kalian mengatasi perubahan-perubahan di dunia?”

Kardinal Tagle mengatakan, kalau berbicara secara pribadi dengan Paus Fransiskus, Bapa Suci mengatakan bahwa satu dasar yang kuat adalah religiositas populer.

“Dia mengatakan bahwa iman yang sederhana yang membuat orang bisa bertahan menghadapi perubahan-perubahan di dalam masyarakat,” kata Kardinal Tagle.

Kepala Komisi Komunikasi Konferensi Waligereja Filipina Konferensi, Uskup Mylo Vergara, mengatakan bahwa perjalanan itu penuh kejutan. “Kalian telah menyaksikan bagaimana dia tidak membaca homili yang disiapkan,” kata Uskup Vergara seraya menyebutnya sebagai “homili hati.”

Uskup itu juga menyebut peristiwa-peristiwa di hari Sabtu (tanggal 17 Januari 2015) di Tacloban, saat Badai Tropis mendekati daerah itu. “Saya kita itu juga yang pertama dia mengenakan jas hujan.”

Juga dikonfirmasi dalam konferensi pers bahwa para uskup telah mengundang Paus Fransiskus untuk kembali ke Filipina tahun depan untuk menghadiri Kongres Ekaristi Internasional di Cebu.(pcp berdasarkan Radio Vatikan)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version