Home PLURALISME Umat Kristen dan Muslim mencela ekstremisme dan kekerasan atas nama agama

Umat Kristen dan Muslim mencela ekstremisme dan kekerasan atas nama agama

0

dialog

Pusat Dialog Antaragama Kebudayaan dari Organisasi Kebudayaan dan Hubungan Islam serta Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama mengadakan Kolokium Kesembilan di Teheran, Iran, tanggal 24-26 November 2014.

Pada akhir pertemuan, di bawah pimpinan bersama Abuzar Ibrahimi Turkaman, presiden Organisasi Kebudayaan dan Hubungan Islam, dan Kardinal Jean-Louis Tauran, presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama, para peserta mengeluarkan kesepakatan yang terdiri dari enam poin serta satu keputusan tentang pertemuan berikutnya.

Poin pertama, demikian laporan VIS dari Kota Vatikan, tanggal 27 November 2014, mengatakan bahwa dialog yang berjalan selama dua dekade antara dua lembaga yang disebut di atas telah memberikan kesempatan untuk semakin mengenal dan saling memahami.

Dalam poin kedua kesepakatan dari kolokium bertema “Umat Kristen dan umat Muslim dalam dialog konstruktif untuk kebaikan masyarakat,” para peserta menekankan bahwa dialog konstruktif Kristen-Muslim memainkan peran penting dalam membuat masyarakat yang lebih baik.

Mereka menyepakati bahwa spiritualitas adalah karunia ilahi dan juga buah perjalanan manusia menuju kebenaran. Melanjuti poin ketiga, poin keempat mengatakan bahwa “spiritualitas sejati memungkinkan kita untuk mengenali kehadiran dan tindakan Allah dalam diri kita sendiri dan di dalam dunia.”

Poin kelima menegaskan bahwa media dipanggil untuk memainkan peran khas mereka dalam meningkatkan hubungan positif antara umat Kristen dan umat Muslim.

Sedangkan dalam poin terakhir peserta mencela semua jenis ekstremisme dan kekerasan, terutama yang dilakukan atas nama agama.

Akhirnya, peserta memutuskan untuk mengadakan seminar berikut di Roma tahun 2016, sedangkan pertemuan persiapan akan dilakukan tahun 2015.

Dalam sambutannya, Kardinal Jean-Louis Tauran mengatakan bahwa istilah “pembangunan” biasanya mengacu pada pembangunan rumah di dasar yang kuat, dan menekankan bahwa “kita harus yakin bahwa kita sedang melakukan pekerjaan yang baik, di atas fondasi yang solid, untuk memastikan dari berharap hasil untuk sekarang dan masa depan kita “.

Tema-tema lain dalam kolokium itu adalah spiritualitas, nilai-nilai agama sebagai respon terhadap ekstremisme dan kekerasan, dan peran media dalam mempromosikan budaya dialog. Menurut Kardinal Tauran, ketika menyetujui beberapa sub-tema itu dalam pertemuan persiapan, “tidak ada yang membayangkan bahwa ekstremisme dan kekerasan akan menjadi dramatis seperti sekarang.”

Kardinal itu pun menegaskan bahwa “Kita tidak bisa tinggal diam atau acuh tak acuh terhadap kekerasan ekstrim, tidak manusiawi dan multi-bentuk yang menargetkan umat Kristen dan kaum Yazidis. Banyak dari mereka, seperti yang kita tahu, lebih suka mati daripada menyangkal iman mereka. Mereka adalah martir sejati. … Tidak ada yang bisa membenarkan tindakan keji. Menyebut agama untuk membenarkan kejahatan ini akan juga menjadi kejahatan terhadap agama itu sendiri.”(pcp)

Kardinal Tauran

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version