Sore itu masih pukul 15.00. Udara masih sangat panas. Namun dengan bertelanjang kaki sambil mendaraskan doa Koronka ratusan orang berseragam berdiri di lapangan Paroki Santo Petrus Tukuneno, Atambua, untuk membuka retret bagi 127 calon anggota Organisasi Bela Diri Pencak Silat dengan nama Tunggal Hati Seminari – Tunggal Hati Maria (THS-THM).
“Sebelum seseorang diterima secara resmi sebagai anggota THS-THM, dia terlebih dahulu harus mengikuti retret, yang merupakan kesempatan awal bagi calon anggota untuk lebih dekat mengenal Yesus dan Bunda Maria lewat organisasi ini,” kata Korwil THS-THM Belu Utara, Distrik Keuskupan Atambua Elias YT Mali saat membuka retret Ranting Katedral Atambua usia TKK, SD, SMP dan SMA/SMK di Gua Maria Tukuneno, 24-26 Oktober 2014.
Setelah retret barulah seseorang masuk tahap akhir yakni pra pendadaran dan pendadaran, yang semuanya bukanlah ajang gagah-gagahan, jelasnya. Lebih dari itu, tradisi dalam organisasi itu adalah “latihan belajar rendah hati, karena kekuatan terbesar seorang anggota THS-THM adalah rendah hati, mengikuti figur Yesus dan Bunda Maria yang rendah hati.”
Dua jam kemudian upacara pembukaan di lapangan itu selesai dan para peserta retret, dengan tetap didampingi masing-masing senior dan panitia, berjalan kaki selama dua jam dengan tetap mendaraskan doa Rosario dan mendengungkan lagu-lagu pujian sebagai penyemangat menuju Gua Maria Mahanu, untuk perkenalan, makan malam dan doa bersama di Gua.
Dalam retret itu, peserta juga belajar mengenai pentingnya sakramen Katolik dan kewajiban orang Katolik untuk mengetahuinya. “Sebagai orang Katolik, wajib hukumnya mengenal dan mengetahui secara mendalam 7 Sakramen yang ada di Gereja Katolik Roma. Anggota THS-THM, tulang punggung Gereja Keuskupan Atambua, harus tahu itu. Setelah tahu, kalian harus memberitahukannya ke sesama termasuk orangtua di rumah, kakak, tante, om bahkan guru sekali pun, agar mereka pun tahu. Tidak usah malu untuk memberitahukannya,” kata Pastor Aloys Adi Ampolo Pr dari Paroki Santo Petrus Tukuneno.
Selain itu para peserta bersama panitia dan senior melakukan meditasi di alam terbuka dan mengikuti perayaan Ekaristi. (Felixianus Ali)