Tahanan wanita diajak mengandalkan Tuhan dalam situasi apapun

0
1852

IMG_1546 (1)

Banyak rasul yang sangat menderita dan dipenjara. Selain dipenjara, mereka juga disiksa, dibelenggu, maupun dirantai dalam keadaan yang tidak bebas. “Mereka dituduh melanggar karena mewartakan Kristus yang wafat dan bangkit untuk keselamatan. Dan dalam keadaan seperti itu, satu-satunya kekuatan mereka adalah mengandalkan Tuhan. Hal yang sama bisa kita pakai.”

Pastor Aloys Budi Purnomo Pr menggambarkan suasana dalam Kisah Para Rasul itu kepada para wanita Warga Binaan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II A Wanita, Bulu, Semarang, dalam Misa yang dirayakan tanggal 30 April 2014. Warga Kristen ikut juga mendengarkan firman saat itu.

Berdasar pengalaman para rasul itu, Pastor Budi mengajak warga binaan LP Wanita Bulu, meskipun dalam keadaan yang tak mengenakkan “tetap bergembira, tidak boleh sedih!” Untuk menggembirakan mereka, Pastor Budi mengajak mereka bernyanyi “Hadapilah dengan Senyum.”

Warga binaan yang beriman kristiani itu pun menyanyi dengan gembira dengan mengulang-ulang syairnya: “Bila hidupmu terasa berat, hadapilah dengan senyum.”

Pastor Budi yang juga pemimpin Redaksi Majalah INSPIRASI itu lalu mengatakan, “Kita menghadapi semuanya dengan senyum karena seperti yang dikatakan Yesus, Allah begitu mengasihi kita sehingga tidak menghukum kita, tetapi Allah menyelamatkan kita. Meskipun kita berdosa, Allah tetapi mengasihi kita!”

Namun dalam kesaksiannya yang dibagikan kepada para wartawan Katolik, Pastor Budi melihat sukacita yang besar terpancar dari mata dan wajah warga binaan itu. “Saya sangat terharu ketika mereka menyanyikan lagu persembahan, ‘Indah rencana-Mu, Tuhan!’ Mereka nyanyi dengan lantang, merdu dan kompak meski tanpa teks! Mereka benar-benar menghayati bahwa rencana Tuhan indah, meski mereka berada dalam Lapas dengan segala dukacita dan kesedihan mereka!”

Uniknya, lanjut imam itu, saat membagikan “gelang Rosario Suci” dengan prakata, “Yang mau silahkan maju!” ternyata semua maju dan mau menerimanya. “Tak heran 75 ‘rosario suci’ yang saya bawa tinggal sisa 5 biji. Berarti, dari sekitar 72 orang yang beragama Nasrani (Katolik dan Kristen), menerima rosario semua.”

Sebelumnya, imam itu juga merayakan Ekaristi di LP Laki-laki Kelas I Kedungpane, Semarang. Rangkaian Ekaristi itu dilakukan dalam rangka menyambut satu dekade Majalah Kristiani INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan. Sejumlah donatur yang menaruh hati pada mereka yang berada di LP terlibat dalam program itu seraya membawa berbagai macam barang-barang untuk diberikan kepada warga binaan.

Beberapa di antara warga binaan di LP Kedungpane merasa sangat senang. Andi (nama samaran) merasa senang karena banyak orang yang memberi perhatian pada mereka yang sedang menjalani masa hukuman.

Mereka pun saling membagikan kesaksian tentang pengalaman disentuh Tuhan sehingga hidup mereka pun berubah menjadi lebih baik.  Sebut saja, Jaya, dia memaknai keterpenjaraannya sebagai sarana baginya untuk secara total belajar mengenal sabda-sabda Tuhan. “Dia belajar untuk mengandalkan Tuhan.” (Lukas Awi Tristanto)

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here