Pastor Frans van der Lugt, seorang imam Belanda yang tinggal di kota Homs, Suriah, yang dilanda peperangan, tewas di pagi hari tanggal 7 April 2014, demikian Radio Vatikan. Pastor Alex Basili, Provinsial Yesuit di Timur Tengah dan Maghreb membenarkan kabar tersebut kepada Fides, kantor berita Katolik.
Fides melaporkan bahwa di hari Senin, 7 April 2014, sekitar pukul 8 pagi, Pastor Frans van der Lugt diculik oleh pria-pria bersenjata. Mereka memukulinya dan kemudian membunuhnya dengan dua peluru ke kepala. Peristiwa itu berlangsung di depan kediaman Yesuit di Homs.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara pers dari Takhta Suci, Pastor Federico Lombardi SJ mengatakan bahwa Pastor Van der Lugt meninggal sebagai seorang man of peace. Imam itu “dengan keberanian yang besar dalam situasi yang sangat berbahaya dan sulit , ingin tetap setia kepada orang-orang Suriah, yang sudah diabdinya selama bertahun-tahun dalam kehidupan dan pelayanan rohaninya.”
Kalau ada yang orang meninggal dunia, lanjut Pastor Lombardi, “gembala-gembala setia juga mati bersama mereka.” Di saat kesedihan yang besar itu, “kami ikut berdoa, tetapi juga bangga dan bersyukur karena memiliki saudara yang begitu dekat dengan orang-orang yang menderita dalam kesaksian tentang cinta Yesus sampai akhir.”
Pastor van der Lugt hidup di Suriah sejak tahun 1966, setelah tinggal sebentar di Lebanon. Dia juga seorang psikoterapis dan sangat terlibat dalam dialog antaragama. Di Homs, tahun 1980, ia membuka Al Ard (tanah), sebuah pusat spiritualitas yang dibangun di luar kota. Pusat ini menampung sekitar 40 anak cacat mental dari desa-desa sekitar.
Dalam tiga tahun terakhir di masa perang itu, religius berkebangsaan Belanda itu tinggal di sebuah biara yang terletak di kota tua, tempat warga sipil terkepung selama berbulan-bulan oleh tentara reguler. Imam itu sering mengeluhkan kurangnya obat-obatan, makanan dan bantuan bagi warga sipil yang terkepung. Atas nama warga sipil yang terperangkap dalam konflik, imam itu juga menyerukan agar segera ada kesepakatan.(pcp)