Home MANCANEGARA Koordinator Dominikan Awam hendaknya hargai budaya dan aktif berkomunikasi

Koordinator Dominikan Awam hendaknya hargai budaya dan aktif berkomunikasi

0

Father Paul

Pastor Paul Talavera OP dari Filipina yang pernah bertugas di Paroki Redemptor Mundi Surabaya senang mendengar bahwa Dominikan Awam yang semakin banyak jumlahnya di Indonesia bisa membentuk satu koordinasi dan memilih koordinator nasional.

Dalam pertemuan dengan PEN@ Indonesia di Iloilo, Filipina, baru-baru ini, Pastor Paul Talavera yang baru dua  bulan ditugaskan sebagai Pembimbing Rohani Dominikan Awam Wilayah Visayas berharap agar koordinasi Indonesia berjalan baik.

Memang, tegas imam itu, memiliki satu pimpinan dari semua chapter (kelompok) itu penting. Dominikan Awam Filipina juga memiliki pimpinan nasional yang berkedudukan di Manila. “Tapi persoalan jarak membuat dia tidak bisa datang ke semua tempat di Visayas dan Mindanao. Maka saya diangkat menjadi pembimbing rohani untuk Visayas,” kata imam yang mengaku baru dalam proses perkenalan saat ini.

“Selain harus menghargai budaya setiap daerah, koordinator atau pemimpin yang baik harus selalu aktif bertanya keinginan dan aspirasi anggota, khususnya dalam Ordo Dominikan yang demokratis di mana semua orang punya suara,” kata imam itu.

Usulan itu disampaikan setelah imam itu melihat kenyataan dalam Dominikan Awam di Wilayah Visayas. “Meski mereka punya pembimbing rohani, setiap kelompok mempunyai perbedaan dan kelihatan benar-benar saling berkompetisi.”

Selain itu, persoalan tempat tinggal yang begitu jauh satu sama lain membuat “anggota tidak saling berkomunikasi dan tidak ada komunikasi antar-chapter. Padahal, komunikasi dengan chapter lain, pertemuan reguler dan kegiatan yang menyatukan itu penting,” kata imam itu.

Imam itu menjelaskan bahwa setiap chapter Dominikan Awam di Filipina punya seragam masing-masing yang berbeda. “Saya kira yang pertama harus saya lakukan adalah menyatukan mereka, menyatukan seragam dan menyatukan ide mereka tentang Dominikan Awam serta membuat kegiatan bersama.”

Namun, yang pertama ingin dilakukan adalah mendapatkan direktori siapa yang masih aktif serta chapter mana yang masih aktif, “sebab beberapa chapter sudah mati karena tidak lagi punya anggota.”

Pembimbing rohani itu akan juga mendorong semua chapter di Wilayah Visayas untuk merekrut anggota baru karena sebagian besar anggota Dominikan Awam sudah tua. “Di sini mereka tidak punya program. Tapi, Dominikan Awam di Luzon lebih aktif. Mereka terlibat di sekolah dan rumah sakit.”

Sebenarnya, perlunya merekrut anggota baru sudah mereka sadari karena ada chapter yang kini hanya memiliki tiga anggota, yang lain sudah meninggal dunia. “Saya minta mereka merekrut orang baru, tapi mereka tidak tahu bagaimana, mereka menunggu orang lain mengajarkan caranya.”

Banyak persoalan ini merupakan akibat tempat tinggal yang berjauhan yang menghalangi komunikasi  serta faktor usia. “Mungkin karena mereka sudah tua. Mereka sudah ingin pensiun, karena memang mereka sudah dalam usia pensiun. Jadi tidak seperti kelompok di Indonesia yang masih muda dan aktif.”

Rencana untuk rekoleksi tanggal 31 November 2013 pun dibatalkan karena banyak anggota di Iloilo bagian utara menjadi korban Topan Haiyan atau Yolanda.

Menurut pengamatan Pastor Paul Talavera, jumlah Dominikan Awam di mana dia berkarya menurun. “Tidak seperti di Indonesia yang baru mulai, Dominikan Awam di Wilayah Visayas sudah lama ada, bahkan sudah ada sejak imam-imam Dominikan masuk ke sini tahun 1960-an. Saat itu banyak anggota baru bermunculan karena suster-suster terlibat. Namun, setelah dipimpin oleh awam pertemuan mulai hilang dan rekrut tidak dilakukan.”

Kenyataan bahwa Keluarga Dominikan Indonesia, termasuk awam, menjalankan kegiatan sosial seperti beasiswa membuat imam itu senang. “Saya pernah tanya kepada mereka di sini, apakah punya uang, tapi bendahara menjawab tak punya uang,” kata Pastor Paul Talavera yang bekerja sebagai bendahara di Angelicum School di Iloilo yang dijalankan oleh Dominikan Provinsi Filipina.

Sekolah Angelicum untuk TK, SD, SMP dan SMP yang didirikan oleh Pastor Rogelio B Alarcon OP tahun 1970-an itu  kini dikenal dengan kemegahan Lizares Mansion, salah satu landmark dari Kota Iloilo, dan Sigaboom. Sigaboom 2013 akan dimulai tanggal 13 Desember dengan acara yang menampilkan keterampilan anak-anak, kembang api, dan penampilan lampu-lampu pada pohon-pohon di taman serta mansion (rumah besar) yang  akan bernyala selama musim Natal. Selama itu akan ada Misa de Aguinaldo semacam Misa Novena sebanyak 9 kali sejak 16-24 Desember pukul 4.40 pagi.***

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Pesan

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version