“Pesan saya kepada Anda semua, jadilah ‘perwira kesatria,’ abdi negara yang sungguh mempunyai watak atau karakter kristiani yang mendalam dan mantap. Untuk itu, selalu isilah hari-hari Anda dan jiwailah seluruh tugas pelayanan Anda dengan doa, devosi, renungan Kitab Suci, Sakramen Ekaristi dan Sakramen Pengampunan.”
Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono menyampaikan pesan tertulis yang dibacakan oleh Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Surabaya Pastor Antonius Luluk Widyawan Pr kepada 17 Calon Perwira Remaja (capaja) TNI dan Polri, yang merupakan bagian dari 736 capaja yang akan dilantik oleh Presiden RI di Kampus Akademi Angkatan Laut (AAL), Bumimoro, Surabaya, 2 Juli 2013.
Sebanyak 10 Taruna dan 2 Taruni, 2 Taruna Akmil dan 3 Raruna AAL yang beragama Katolik itu hadir dalam Misa yang dipersembahkan oleh Pastor Mayor AU Yos Bintoro Pr di Paroki Hati Kudus Yesus, Katedral Surabaya, 30 Juni 2013, dan acara ramah tamah di sebuah wisma di katedral itu. Misa dan ramah tamah itu diselenggarakan oleh Komisi Kerawam Keuskupan Surabaya.
Selain itu, Mgr Wisaksono berpesan kepada para capaja agar ke mana pun mereka ditugaskan mereka membawa Kitab Suci dan Rosario, dan “ke mana pun Anda ditugaskan, selalu jalinlah hubungan baik dengan Gereja dan pastor di paroki setempat.”
Kepada para capaja itu dititipkan juga perutusan Gereja dalam kalangan militer dan kepolisian. “Melalui seluruh pribadi, loyalitas, profesionalitas, karya dan pelayanan, Anda membawa nama Gereja dan iman Anda. Kualitas Anda menggambarkan kualitas keagamaan Anda.”
Bahkan, tegas uskup, “Nama baik Gereja Katolik di mata negara sangat bergantung dari kualitas Anda. Dengan demikian, melalui Anda semua, Gereja mengambil bagian dalam bela negara. Gereja mempersembahkan putra-putrinya bagi bangsa dan negara.”
Tanggal 2 Juli 2013 mereka dilantik setelah lulus menempuh pendidikan empat tahun bagi Capaja TNI dan tiga tahun bagi Capaja Polri.
“Saya ikut bangga atas prestasi dan kesungguhan Anda mengikuti persiapan untuk menjadi abdi negara hingga lulus ini. Pelantikan yang Anda terima adalah tanda yang menyatakan bahwa Anda dipanggil. Menjadi tentara atau polisi adalah panggilan Anda, dengan pelantikan itu Anda diterima dan diakui sebagai anggota abdi negara, khususnya di bidang keamanan dan ketertiban,” kata uskup.
Panggilan mulia itu, tegas Mgr Wisaksono, mesti dihidupi dengan sikap iman yang mendalam. “Selama proses pendidikan Anda telah mengalami pembentukan wawasan, pengetahuan dan keahlian sesuai kompetensi Anda. Namun lebih dari itu, Anda sebagai orang Katolik dipanggil untuk menjadi imam, nabi dan gembala, sebagaimana Tuhan Yesus sendiri.”
Maka lebih dari kekayaan pengetahuan kemiliteran, wawasan kebangsaan, dan keterampilan dalam membela dan menjaga keutuhan atau keamanan negara, kata Uskup Surabaya, “perlu disadari pentingnya pembentukan karakter kristiani dalam setiap pribadi kita. Karakter kristiani tersebut yang menyebabkan Anda dalam setiap tugas di mana pun menjadi garam dan terang.”
Menurut Mgr Wisaksono, sekarang dan ke depan bangsa Indonesia membutuhkan pribadi-pribadi yang berkarakter. “Kita akan menjadi sungguh-sungguh abdi negara yang menjawab kebutuhan bangsa, kalau sungguh berkarakter. Jikalau tidak, kita akan terombang-ambing oleh arus dunia, dan akhirnya garam yang tidak asin lagi dan terang yang kehilangan cahayanya akan tersingkir dan tidak berguna,” Pastor Luluk Widyawan membaca pesan itu.
Beberapa perwira tinggi senior dan purnawirawan TNI dan Polri juga hadir. Direktur Pendidikan Akademi TNI Brigjen TNI Gustaf Heru Priyanto mengingatkan bahwa saat ini adalah awal bagi para taruna untuk menempuh tugas penuh tantangan. “Perlu memegang teguh nilai kesetiaan,” pesannya.
Brigjen Pol (Purn) RB Sadarum dan Laksma (Purn) Indarto berpesan agar para taruna menjadi pribadi yang unggul, sehingga mampu menjadi terang dan garam dunia. Sementara Pastor Mayor AU Yos Bintoro mengajak para purnawirawan yang hadir untuk mendukung adik-adik mereka, termasuk “mengajak agar di antara putra-putri terbaik Gereja ada yang menjadi anggota TNI dan Polri.***