Rabu, Oktober 15, 2025

Bulan Rosario dalam Cahaya dan Keheningan

Pena Katolik, Ngabang, Pontianak | Bulan Rosario (1 Oktober 2025 ) tahun ini diawali dengan suasana doa yang khusyuk dan penuh makna di dua tempat yang berbeda, namun sejiwa dalam semangat: Kampus UNIKA Santo Agustinus Hippo Ngabang dan Biara Santo Dominikus Pontianak.

Kedua lokasi ini menjadi titik awal perjalanan doa umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak untuk berjalan bersama Maria dalam damai dan pengharapan.

Doa Rosario di UNIKA Ngabang – Tengah Kampus

Menjelang senja, Kapel UNIKA Santo Agustinus Hippo Ngabang dipenuhi oleh mahasiswa, dosen, dan pegawai kampus yang datang untuk membuka Bulan Rosario bersama. Ruangan yang semula tampak cukup luas tidak mampu menampung umat yang hadir; sebagian harus mengikuti doa dari luar kapel.

Doa Rosario menjadi pembuka suasana hening dan penuh iman, diikuti oleh Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh R.P. Adrianus Dilan, C.P. sebagai selebran utama, didampingi oleh R.P. Bienvenido Trinilla, Jr., O.P. dan R.P. Petrus Yuniarto, C.P.

Dalam homilinya, Romo Dilan menekankan pentingnya keheningan dan kedekatan dengan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

“Doa Rosario bukan sekadar pengulangan kata, tetapi napas jiwa. Dalam irama doa yang sederhana, kita menemukan damai yang sejati,” ujar Romo Dilan.

Ia mengajak para mahasiswa untuk menjadikan doa Rosario sebagai kekuatan rohani di tengah kesibukan studi dan rutinitas kampus.

“Maria tidak hanya mendengarkan, tetapi menuntun kita kepada Yesus,” tambahnya dengan nada penuh kasih dan peneguhan.

Suasana doa di kampus tersebut menjadi momentum reflektif bagi sivitas akademika untuk menghidupi iman secara konkret di tengah dunia pendidikan tinggi. Keheningan, kesederhanaan, dan kesetiaan dalam doa menjadi pesan utama yang dihayati oleh semua yang hadir malam itu.

Foto bersama usai perayaan Misa, pembukaan bulan Rosario

Pontianak: Senja Lilin dan Lantunan “Salam Maria”

Sementara itu di Pontianak, suasana senja di Biara Santo Dominikus dihiasi dengan cahaya lilin dan lantunan lembut doa Salam Maria. Para Suster Dominikan Beata Imelda, anak-anak asrama Beata Imelda, serta anggota Persaudaraan Dominikan Awam berkumpul dalam prosesi berarak mengelilingi halaman depan biara.

Langkah-langkah perlahan, irama doa yang lembut, dan sinar lilin yang menari di antara pepohonan menciptakan suasana yang hening dan sakral—seakan menghadirkan kehadiran Ilahi di tengah umat.

Perayaan dilanjutkan dengan Misa Pembukaan Bulan Rosario, dipimpin oleh R.P. Andrei, O.P. Dalam homilinya, Romo Andrei mengajak umat untuk merenungkan makna mendalam dari doa Rosario yang sering kali dianggap sederhana namun sesungguhnya sarat kekuatan rohani.

Ia membuka dengan pertanyaan reflektif. “Pernahkah kita lelah, bingung, atau kehilangan arah—lalu tanpa sadar, tangan kita meraba manik-manik Rosario?”

Menurutnya, doa Rosario bukanlah sekadar pengulangan kata, melainkan latihan kasih, kesetiaan, dan keheningan.

“Cinta selalu belajar lewat pengulangan. Anak kecil memanggil ‘Mama’ bukan karena lupa, tapi karena percaya,” ujarnya.

Romo Andrei menegaskan bahwa doa Rosario memulihkan kesederhanaan hati dan mengajarkan kerendahan diri sebagaimana diajarkan oleh Yesus sendiri:

“Barangsiapa merendahkan diri seperti anak kecil, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Surga,” kata Romo Andrei.

Lebih jauh, ia menuturkan bahwa dalam Rosario, jiwa diajak untuk berjalan dari kecemasan menuju damai, dari beban menjadi doa, dari kegaduhan menuju ketenangan. Mengutip Santa Teresia Kanak-kanak Yesus, ia menambahkan bahwa “Doa Rosario” adalah jalan kecil kasih—sederhana, setia, tersembunyi, namun mendalam.”

Sebelum menutup homilinya, Romo Andrei mengajak seluruh umat untuk terus setia berdoa bersama Bunda Maria.

“Mari genggam Rosario, kecilkan hati, besarkan harapan. Bersama Maria dan Santa Teresia, biarlah Tuhan menuntun kita untuk memuji, memberkati, dan mewartakan dengan damai yang lahir dari doa,” katanya.

Satu Doa, Dua Tempat, Satu Hati

Dua perayaan di dua tempat berbeda itu menjadi tanda kesatuan iman umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak dalam menyambut Bulan Rosario. Dari kapel kampus di Ngabang hingga biara di jantung kota Pontianak, doa Rosario menjadi jembatan kasih yang menghubungkan banyak hati dalam satu semangat pengharapan.

Dalam setiap butiran doa, umat diingatkan untuk kembali menjadi kecil di hadapan Tuhan—percaya, tulus, dan berserah. Seperti pesan Santo Dominikus,

“Dari hati yang kecil, Tuhan melakukan pekerjaan yang besar.”

Bulan Rosario bukan hanya rangkaian doa, melainkan perjalanan batin menuju kedalaman kasih Kristus bersama Bunda Maria. Di bulan yang penuh rahmat ini, seluruh umat diajak untuk menapaki “jalan kecil kasih”—menemukan damai di tengah kesibukan, harapan di tengah perjuangan, dan keheningan di tengah dunia yang bising.

(Ditulis oleh: Sr. Roschele, O.P., Sr. Teresa, O.P., Sr. Tresia, O.P.)
Dokumentasi dan peliputan: Keluarga Dominikan dan UNIKA Santo Agustinus Hippo Ngabang
.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini