Senin, September 15, 2025

Bacaan dan Renungan Jumat 19 September 2025, Pekan Biasa XXIV (Hijau)

Bacaan I – 1Tim. 6:2c-12

Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih. (6-2b) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.

Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat? yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus?dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mzm. 49:6-7,8-9,17-18-20

  • Mereka yang percaya akan harta bendanya, dan memegahkan diri dengan banyaknya kekayaan mereka?
  • Tidak seorangpun dapat membebaskan dirinya, atau memberikan tebusan kepada Allah ganti nyawanya, karena terlalu mahal harga pembebasan nyawanya, dan tidak memadai untuk selama-lamanya?
  • Supaya ia tetap hidup untuk seterusnya, dan tidak melihat lobang kubur.

Bacaan Injil – Lukas 8:1-3

Yesus berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid menyertai Dia, dan juga beberapa wanita, yang telah disembuhkan-Nya dari roh-roh jahat serta berbagai macam penyakit, selalu menyertai Dia.

Para wanita itu ialah: Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh setan; Yohana, isteri Khuza, bendahara Herodes, Susana dan masih banyak lagi yang lain. Wanita-wanita itu melayani seluruh rombongan dengan harta kekayaan mereka.

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Kabar Gembira tentang Kerajaan Allah

Injil hari ini menampilkan Yesus yang berkeliling dari kota ke kota, memberitakan Kabar Gembira tentang Kerajaan Allah. Ia tidak berjalan sendirian, melainkan ditemani oleh para murid serta sejumlah perempuan yang pernah disembuhkan dari roh jahat dan penyakit. Nama-nama seperti Maria Magdalena, Yohana, dan Susana disebutkan, dan mereka mendukung pelayanan Yesus dengan apa yang mereka miliki.

Perikop yang singkat ini sering kali terlewatkan, padahal ia menyimpan pesan yang sangat mendalam. Pertama, Injil menegaskan bahwa karya keselamatan Allah melibatkan banyak orang, bukan hanya para rasul. Kaum perempuan yang kerap dipandang sebelah mata dalam budaya waktu itu justru mendapat tempat istimewa dalam karya pelayanan Yesus. Mereka bukan hanya penerima rahmat, tetapi juga saksi dan pendukung aktif dalam pewartaan Kerajaan Allah.

Kedua, kisah ini menunjukkan bahwa pelayanan dalam Gereja tidak hanya berfokus pada khotbah atau pewartaan langsung, tetapi juga mencakup dukungan nyata: memberi waktu, tenaga, bahkan harta. Perempuan-perempuan yang mendampingi Yesus mengajarkan kita bahwa dukungan materiil, perhatian, dan pelayanan kecil sekalipun menjadi bagian integral dari misi Kristus. Tanpa mereka, perjalanan pewartaan mungkin tidak akan berjalan seefektif itu.

Ketiga, perikop ini menyingkapkan sebuah undangan bagi kita semua: apakah kita bersedia memberikan hidup kita untuk mendukung karya Allah? Mungkin kita bukan pewarta utama, bukan imam atau biarawan/biarawati, tetapi kita semua dipanggil untuk ambil bagian sesuai kemampuan kita. Ada yang bisa membantu lewat doa, ada yang bisa menyumbangkan harta benda, ada yang bisa melayani dengan tenaga, dan ada pula yang bisa menjadi saksi dengan kesetiaan hidup.

Akhirnya, Lukas 8:1-3 mengingatkan bahwa dalam Gereja, setiap orang memiliki peran yang sama berharganya. Allah tidak memandang besar kecilnya karya, melainkan ketulusan hati. Semoga kita, seperti para perempuan yang setia mengikuti Yesus, juga berani mempersembahkan hidup kita untuk Kerajaan Allah.

Doa Penutup

Tuhan Yesus yang Mahabaik, Engkau tidak berjalan sendirian dalam karya keselamatan-Mu, tetapi melibatkan banyak orang, termasuk para perempuan yang setia mendampingi-Mu. Ajarilah kami untuk menyadari bahwa setiap pelayanan, sekecil apa pun, memiliki arti besar di mata-Mu. Bukalah hati kami agar berani memberikan waktu, tenaga, doa, dan harta untuk mendukung pewartaan Injil. Jadikan kami murid-Mu yang setia, yang selalu ikut serta dalam menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. Semoga hidup kami menjadi persembahan yang berkenan bagi-Mu. Amin.

***

Santo   Yanuarius, Martir

Konon Yanuarius lahir di Napoli, Italia pada akhir abad keempat. Beliau adalah Uskup Beneventum, Italia Selatan pada masa penganiayaan terhadap orang Kristen di bawah pemerintahan Kaisar Diokletianus.Pembunuhan atas dirinya bermula dari kunjungannya ke penjara untuk menengok sahabat-sahabatnya yang dipenjarakan: Sossus, seorang diakon dari Miseno, bersama dengan Proculus, diakon dari Pozzuoli, dan dua orang awam lainnya: Euticius dan Acutius. Sedang ia menghibur rekan-rekannya itu, ia ditangkap dan diseret masuk penjara. Ia ditangkap oleh kaki tangan Gubernur Campania, bersama-sama dengan teman seperjalanannya diakon Festus dan Desiderius.

Setelah mengalami aneka siksaan fisik, mereka semua dibawa ke kandang binatang buas yang kelaparan. Aneh sekali bahwa binatangbinatang buas yang kelaparan itu seolah-olah takut menyentuh tubuh mereka. Melihat itu, rakyat bersama gubernurnya malu dan menuduh mereka menggunakan ilmu gaib untuk membungkam binatang-binatang garang itu. Segera para penguasa memutuskan hukuman penggal kepala atas mereka. Mereka mati terbunuh pada tahun 305 di Pozzuoli. Jenazah Uskup Yanuarius dibawa ke Napoli dan dimakamkan di dalam katedral.

Pada abad ke lima relikui Santo Yanuarius dipindahkan ke San Gennaro, dekat Solfatara. Selama perang Norman, relikui itu dipindahkan ke Beneventum, lalu kemudian ke Monte Virgine. Pada tahun 1491, relikui itu dibawa ke Napoli dan dimakamkan di sana.

Yanuarius dihormati sebagai pelindung kota Napoli. Selama abad ke-4, sebuah tempat yang berisi darah diperkirakan berasal dari Yanuarius. Darah itu tersimpan di dalam katedral Napoli. Setiap tahun, darah itu mencair kembali pada tanggal pestanya, 19 September. Mengenai hal itu, tak ada suatu pembuktian ilmiah yang dapat menjelaskan hal itu. Tetapi oleh umat kota Napoli, kejadian aneh itu merupakan sebuah mujizat.

Santo Theodorus, Uskup dan Pengaku Iman   

Sepeninggal Uskup Canterbury, Inggris, Sri Paus memilih Theodorus sebagai penggantinya meskipun usianya sudah 66 tahun. Theodorus yang dikenal sebagai seorang biarawan awam ini lahir pada tahun 602 di Tarsus (Turki Timur), kota kelahiran Santo Paulus Rasul.

Sebagai gembala umat, Theodorus menyadari situasi umum Gereja di Inggris. Gereja belum benar-benar berakar di tanah Inggris. Oleh karena itu ia berusaha keras untuk memecahkan berbagai masalah yang ada dalam tubuh Gereja. Ia memanggil sinode para uskup Inggris untuk mendiskusikan masalah-masalah itu sampai tuntas.

Tata cara hidup para imam, rohaniwan/wati dan lembaga-lembaga gerejawi dibaharuinya. Di bidang pendidikan ia membuka sekolah-sekolah di bawah pimpinan Santo Adrianus dari Afrika. Ia membaharui liturgi, nyanyian-nyanyian koral dan menegakkan hukum Gereja, serta berusaha mempererat hubungan Gereja di Inggris dengan Roma. Theodorus meninggal dunia pada tahun 690.

Santa Emilia de Rodat, Pengaku Iman

Emilia lahir di Rodez, sebuah kota di Prancis Selatan pada tahun 1787. Semenjak kecil dia dididik dan dibesarkan oleh neneknya di Villefranche-de-Rouergue, tak jauh dari Rodez. Di sana pada usia mudanya ia dikenal sebagai seorang gadis periang, penuh optimisme. Tetapi pada usia 17 tahun ia mengalami suatu perubahan yang mendalam, lalu memutuskan untuk mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan.

Mula-mula ia berkarya sebagai seorang guru bantu di sekolah Maison Saint-Cyr, Villefranche. Tetapi kemudian ia memprakarsai pendirian sebuah sekolah khusus untuk anak-anak dari keluarga-keluarga miskin tanpa memungut biaya. Sekolah ini dimulainya pada tahun 1815 dengan dukungan kuat dari Abbe Marty, kepala sekolah Maison Saint-Cyr, Villefranche.

Sekitar tahun itu ia menjadi suster. Beberapa tahun kemudian ia kemudian mendirikan sebuah kongregasi baru: ‘Kongregasi Keluarga Kudus dari Villefranche’. Kongregasi ini berkarya di bidang pendidikan, perawatan kesehatan dan pemeliharaan orang-orang miskin. Rumah biaranya didirikan di Aubin, dekat Rodez. Emilia meninggal dunia pada tanggal 19 September 1852. Ia dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1950.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini