Jumat, Juli 18, 2025

Bacaan dan Renungan Kamis 24 Juli 2025; Pekan Biasa ke-XVI (Hijau)

Bacaan I – Keluaran 19:1-2.9-11.16-20b

“Tuhan turun ke Gunung Sinai di hadapan seluruh umat.”

Pada bulan ketiga setelah keluar dari tanah Mesir orang Israel tiba di padang gurun Sinai pada hari yang sama. Setelah berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung Sinai. Bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh seluruh bangsa apabila Aku berbicara dengan dikau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu.”

Lalu Musa menyampaikan jawaban bangsa itu kepada Tuhan. Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa, “Pergilah kepada bangsa itu. Suruhlah mereka menguduskan diri hari ini dan esok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.

Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap=siap, sebab pada hari ketiga Tuhan akan turun ke Gunung Sinai di depan mata seluruh umat.” Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu fajar, guntur gemuruh dan kilat menyala-nyala.

Awan tebal meliputi gunung, dan terdengarlah bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa di dalam perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah. Mereka berdiri di kaki gunung. Gunung Sinai ditutpi seluruhnya oleh asap, karena Tuhan turun ke atasnya dalam api. Asapnya membubung seperti asap dapur, dan seluruh gunung sangat gemetar.

Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Musa lalu berbicara dan Tuhan menjawabnya dalam guruh. Tuhan lalu turun ke atas Gunung Sinai ke puncak gunung itu. Lalu Tuhan memanggil Musa ke puncak gunung, dan Musa pun naik ke atas puncak itu.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Daniel 3:52.53.54.56

* Terpujilah Engkau, Tuhan, Allah leluhur kami.

U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah nama-Mu yang mulia dan kudus.

U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau dalam bait-Mu yang mulia dan kudus.

U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau di atas tahta kerajaan-Mu

U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau yang mendugai samudera raya.

U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

* Terpujilah Engkau di bentangan langit.

U : Kepada-Mulah pujian selama segala abad.

Bait Pengantar Injil Matius 11:25

Ref. Alleluya.

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil Matius 13:10-17

“Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi mereka tidak.”

Setelah Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang penabur, murid-murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dengan perumpamaan?” Jawab Yesus, “Kalian diberi karunia mengetahui rahasia Kerajaan Surga, tetapi orang-orang lain tidak.

Karena barangsiapa mempunyai, akan diberi lagi; tetapi barangsiapa tidak mempunyai, maka apa pun yang ada padanya akan diambil juga. Itulah sebabnya Aku mengajar mereka dengan perumpamaan, karena biarpun melihat, mereka tidak tahu, dan biarpun mendengar, mereka tidak menangkap dan tidak mengerti.

Kapada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: ‘Kalian akan mendengar dan mendengar lagi, namun tidak mengerti, kalian akan melihat dan melihat lagi, namun tidak menanggap.

Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan matanya melekat tertutup, agar jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya lalu berbalik sehingga Kusembuhkan’.

Akan tetapi berbahagialah mata kalian sebab melihat, berbahagialah telinga kalian sebab mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kalian lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kalian dengar, tetapi tidak mendengarnya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

***

Menemukan dan Membagikan Nilai

Mencari, menemukan, dan membagikan nilai-nilai kehidupan adalah panggilan dari setiap orang beriman. Proses hidup setiap orang beriman tidak hanya mengkonsumsi saja, tetapi harus berani untuk terus mencari-menemukan-membagikan.

Hanya dengan cara begitulah hidup kita menjadi semakin berharga dan bermakna. Jika hanya terima jadi, tentu diri kita tidak akan berlajar, oleh karenanya tidak akan berkembang. Dengan perumpamaan-perumpamaan, Yesus mengajak pendengarnya untuk menggali secara lebih dalam, berpikir secara lebih bebas, dan menemukan yang terbaik dari berbagai pilihan yang mungkin terjadi.

Proses itulah yang diharapkan selalu terjadi dalam diri orang-orang beriman. Pengajaran perumpamaan tidak hanya berhenti pada rumus matematis yang mati dan pasti. Dengan mencari dan menggali, hidup akan menjadi semakin teruji. Nilai-nilai kebaikan yang ditemukan akan lebih bertahan lama menjadi milik diri.

Mari kita semakin meluhurkan kehidupan karena kita sudah menerima mata iman untuk melihat, telinga rohani untuk mendengarkan Tuhan. Seperti adanya kesulitan-kesulitan dalam menterjemahkan perumpamaan, kita diajak untuk tidak putus asa dalam menghadapi berbagi kesulitan dalam hidup kita.

Yesus mengajak kita untuk menggunakan segala daya kemampuan kita untuk menemukan nilai-nilai kehidupan yang mengarahkan kita pada keselamatan. Berhadapan dengan yang pasti-pasti, hidup kita akan segera berakhir. Tetapi ketika kita mencari dan menemukan, maka hidup kita akan menjadi berkembang dan bisa berbagi. Semoga kita tidak pernah bosan untuk mencari-menemukan-membagikan.

Doa Penutup

Yesus, Engkaulah Guru dan pengajar kami, cairkanlah hati kami yang menebal dan bukalah mata kami yang melekat tertutup, agar yang Engkau perlihatkan kami ketahui dan yang Engkau katakan kami pahami. Dan pada akhirnya kami dapat berbalik kepada-Mu dan Kausembuhkan dari luka-luka kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/

***

Santo Kristoforus, Martir

Kristoforus dikenal luas di kalangan umat sebagai penginjil dan martir. Kristoforus-yang berarti ‘Pemikul Kristus’-mati sebagai martir di Lycia, Asia Kecil pada masa pemerintahan kaisar Decius (249-251).

Sebuah kisah kuno yang berkembang sekitar abad pertengahan tentang Kristoforus menyatakan bahwa di berasal dari Kanaan, Palestina. Perawakannya besar dan tinggi. Cita-citanya ialah hanya mau melayani orang paling kuat dan berkuasa di dunia ini. Ia tahu bahwa raja adalah orang paling kuat dan berkuasa karena dikawali oleh banyak tentara yang terlatih. Oleh karena itu ia lalu menjadi pelayan sang raja.

Tak lama kemudian, ia meninggalkan raja ini karena melihat bahwa raja bersama pengawalnya yang kuat perkasa itu takut kepada setan. Maka ia lalu mengabdi setan, yang dianggapnya paling kuat dan berkuasa di atas manusia. Suatu kali ia berpergian bersama setan. Di tengah jalan, setan tuannya itu gemetar ketakutan tatkala melihat sebuah salib yang ditanam di pinggir jalan. Kristoforus jengkel dan lalu pergi meninggalkan setan itu.

Kristoforus kemudian mendirikan sebuah gubuk kecil di pinggir sebatang sungai, berdekatan dengan jalan penyeberangan yang banyak dilewati orang. Tugasnya di situ ialah membantu setiap orang yang mau menyeberang, namun takut akan derasnya aliran sungai itu. Kristoforus tidak takut karena badannya yang tinggi besar dan kuat. Suatu hari, datanglah seorang anak kecil meminta diseberangkan. Kristoforus segera mengangkat bocah itu dan memikulnya ke seberang. Semula bocah itu terasa ringan, lama kelamaan terus saja bertambah beratnya, sampai ia tak sanggup lagi meneruskan perjalanannya bersama bocah itu. Pada saat itulah, bocah itu berkata: “Akulah Yesus, Tuhan semesta alam dan Raja yang paling kuat dan berkuasa. Hanya kepadaKu sajalah seharusnya manusia itu mengabdi.”

Semenjak itu Kristoforus memutuskan untuk menjadi abdi dan pelayan Yesus. Ia bertobat dan pergi ke Lycia. Di sana ia mewartakan Injil dan mempertobatkan banyak orang sebelum kematiannya. Kristoforus menjadi pelindung para penziarah, terutama para pengendara motor.

Santa Kristina, Perawan dan Martir

Santa Kristina yang pestanya dirayakan pada hari ini ada dua orang. Kedua perawan suci ini mati sebagai saksi iman karena tidak mau mengkhianati imannya akan Kristus. Yang seorang lahir di Tyrus, Phenesia, dan sangat dihormati di kalangan Gereja Timur. Sedangkan yang lainnya lahir di Bolsena, Italia.

Ayahnya Kristina Bolsena bernama Urbanus yang menjabat sebagai gubernur. Ia masih kafir, menyembah berhala dan kolot. Tanpa segan-segan ia menganiaya orang Kristen. Penganiayaan terhadap orang-orang Kristen ini tidak hanya di dengar oleh Kristina tetapi juga disaksikan langsung olehnya. Kristina kagum akan keberanian dan keteguhan hati orang-orang Kristen dalam menanggung beban penderitaan yang ditimpakan pada mereka. Kesaksian langsung ini sungguh menyentuh hatinya dan mempengaruhi sikap hidupnya terhadap orang-orang Kristen. Ia lalu tertarik untuk mengetahui lebih jauh kekhasan iman Kristen, dan kekuatan ilahi yang meneguhkan hati para martir itu.

Akhirnya ia sendiri dengan berani memutuskan untuk mengikuti pelajaran agama Kristen tanpa sepengetahuan ayahnya Urbanus. Setelah ia dipermandikan menjadi Kristen, barulah ia memberitahukan ayahnya. Ayahnya marah karena keputusan itu, lebih-lebih karena Kristina berani memecahkan beberapa berhala emas ayahnya dan membagi-bagikannya kepada para kaum miskin.

Kristina didera sendiri oleh ayahnya dan disiksa dengan berbagai cara agar dia kembalil kepada cara hidupnya yang dahulu seperti ayahnya. Tetapi semua siksaan itu sia-sia belaka, bahkan sebaliknya semakin memperteguh imannya. Kristina teguh pada imannya sampai akhir hidupnya, mengikuti teladan para martir yang selalu dikaguminya. Ia mati dipenggal kepalanya oleh para algojo ayahnya pada tahun 300.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini