Senin, Juni 30, 2025

Cerita Uskup Agung Merauke tentang Santo Peter To Rot

MERAUKE-Pena Katolik – Seluruh awam katolik mingggu, 29 Juni kemarin seluruh umat katolik yang tergabung dalam sebuah sarasehan Kaum Bapak Katolik Keuskupan Agung Merauke yang diawali kurban misa syukur hari ulang tahun kedua, terbentuknya KBK. Kurban misa tersebut dipersembahkan olem Mgr Petrus Canisus Mandagi MSC didampingi Diakon Gregorius Petru Helyanan Pr.

Dalam kotbahnya, Mgr. Petrus Casius Mandagi MSC mengungkapkan bahwa terbentuknya KBK Keukupan Agung Merauke-KAMe atas insiatif dirinya degan Ketua Komisi Kerasulan Awam di Kantor Keuskupan Agung Merauke. Menurutnya, tema yang diusung adalah menjadi saksi kristus dalam pelayanan adalah untuk umat seluruhnya,  sesuai keberadaan setiap orang.

Sebagai awam hendaklah bertindak jujur dilingkungannya, dunia kerja, segala sesuatu harus bersikap jujur, mengambil keputusan. “Karena itu harus berdevosi dan jangan malas berdoa, mengikuti ekaristi juga jangan lupa berdoa kepada Bunda Maria,” ujarnya.

Jangan karena awam, punya jabatan tinggi, tidak ada inisiatif berdoa, dirinya mengungkapkan terkdang beralasan selalu bahwa tidak boleh melakan segalanya karena beberapa hal, tetapi pencayalah, bila segala sesuatu beralaskan doa kepada Tuhan Yesus pasti beres walaupun sesulit apapun.

Berbangah sebagi awam karena dengan jabatan kalian anda semuanya bisa menadi imam. Dia mengajak untuk bercermin pada Beato Petrus To Rot, seorang awam di Papua New Gunea karena hidup saleh, rajin berdoa padahal dialah katekis.Semua harus mengabil contoh iman kepada Beato Petrus To Rot  dan orang pertam asal Papua. Berikutnya adalah tokoh nasional I.J Kasimo seorang mantan guru asal tanah Jawa, dia seorang polisi ulung, yang mempertahankan iman katolik terhadap semua cobaan yag datang silih berganti.

“Kedua tokoh ini menjadi model penyebaran iman katolik,” urainya.

Usai misa, panitia langsung mengelar sarasehan,  dihadapan peserta yang terdiri dari awam katolik, para biarawati dan tokoh umat katolik di ajak untuk mengevaluasi diri dan berdiskusi tetang pendidikan dan kesehatan.

Dengan nada kelakar Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC mengajak orang tua KBK KAMe untuk masukkan anaknya ke yang sekarang terbebar di daerah misalnya Kabupaten Kabupaten  Boven Digoel dan Kabupaten Mappi. Karena dengan menjadi awam juga tidak mesti menjadi imam, tetapi kader katolik yang mumpuni.

Dirinya berkomentar bahwa bila pemerintah ingin pendidikan berpola asrama yang dibangun sekolah seminari menjadi imam atau asrama putri angan lupa juga seminari untuk menjadi imam dan suster juga.

“Karena terkadang banyak orang merasa tidak perlu seminari juga terapi saat butuh butuh doa, pasti karena imam, sehingga para keluarga yang tergabung dalam KBK jangan berprinsip bahwa orang lain boleh, tetapi saya tidak boleh kasih anak ke seminari,” katanya.

Beberapa pejabat misalnya Bupati Merauke Yosepn Bladib Gebze, Ketua Majelis Rakyat Papua Provinsi Damianus Katayu, Wakil Keua II DPR Provinsi Papua Selatan, Viktorinus Ohoiwutun, Kepala Dinas Pendikan  Provinsi Papua Selatan Iganisius Babaga. ** Agapitus Batbual

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini